Cerita ini merupakan
kisah yang di alami oleh seorang anak berusia 9 tahun, Yang tinggal di
daerah pedesaan, di Tennessee. Rumahnya berada di lingkungan miskin. Ada
sebuah gereja yang memiliki tim pelayanan yang suka berkeliling dan
kini mengetuk pintu rumahnya. Bocah cilik ini membuka pintu dan
menyambut tamunya, seorang pendeta.
Si pendeta bertanya, apakah
orangtuanya ada dirumah. Lalu si anak menjawab, bahwa orang tuanya
bertugas diluar setiap akhir pekan dan meninggalkan dia beserta adiknya
yang masih kecil. Si pendeta tentu saja terkejut dan tidak percaya pada
pendengarannya sendiri, dia meminta anak untuk mengulangi perkataannya
lagi. Si bocah tetap memberikan jawaban yang sama sehingga pendeta itu
meminta untuk masuk kedalam rumah. Mereka berdua pergi ke ruang tamu dan
duduk disofa tua. Per dan busanya tampakdengan jelas disana sini. Lalu
si pendeta bertanya, "Nak, dimana kamu berbakti setiap minggu?" Si anak
kembali memberi jawaban yang mengejutkan bagi tamunya, "Saya tidak pernah
pergi ke gereja sekalipun." Padahal jarak gerejadan rumah si bocah
kurang dari 3 mil saja.Si pendeta bertanya lagi dengan ragu, "Apakah kamu benar-benar tidak pernah pergi ke gereja?" "Ya" kata si anak itu. Si pendeta lalu menasehatinya, "Anakku, pergi ke gereja itu sangat penting. Apakah kamu tidak pernah mendengarkan cerita tentang kasih Allah?" Kemudian si pendeta mengabarkan Injil kepada anak yang berusia 9 tahun ini. Anak itu mendengar dengan penuh perhatian dan pada akhir cerita, si pendeta bertanya apakah dia mau menerima karunia dari Tuhan. Si anak lantas menjawab, "SAYA MAU MENERIMANYA!" Si anak bersama pendeta sama-sama berlutut dan mengundang Jesus masuk ke dalam hatinya, karena dia ingin menerima karunia keselamatan cuma-cuma dari Tuhan. Setelah selesai, mereka berdiri dan si pendeta bertanya apakah mau pergi ke gereja pada esok hari. "Ya, saya mau." Jawab si anak dengan pasti.
Keesokan paginya, si pendeta datang pagi-pagi dan masuk kedalam rumah. Di dalam rumah, dia menjumpai anak itu dan adiknya masih terlelap di atas tempat tidurnya. Dia membangunkan kedua-duanya dan menolong mereka untuk berpakaian. Mereka akhirnya berangkat, dan sesampai di gereja, mereka masuk kedalam gereja.Gereja ini sangat besar sehingga membuat si anak ini menjadi merasa malu untuk masuk, karena bocah ini tidak pernah ke gereja sebelumnya.
Ketika si anak duduk, tak ada yang memberitahukan apa yang sedang berlangsung. Karena sang pendeta akan melakukan kotbah. Beberapa menit sebelum kotbah di mulai,ada beberapa pria yang berjalan ke depan dan mengangkat beberapa piringan (seperti kotak persembahan / tempat kolekte). Satu diantara mereka berdoa dan si anak, dengan takjub, menyaksikan mereka berjalan menyusuri bangku-bangku gereja. Dia masih belum tahu apa yang sedang berlangsung. Tiba-tiba, seperti mendapat pencerahan, si anak sadar dan apa yang baru saja berlangsung. Orang-orang ini ternyata sedang memberi persembahan kepada Jesus. Lantas si anak mengaitkannya dengan karunia besar, yang baru saja di terimanya sekitar 24 jam yang lalu. Dia segera mengambilkan dompetnya, tapi tidak menemukan sedikit uangpun untuk dipersembahkan kepada Yesusnya. Piring persembahan itu akhirnya berlalu di hadapannya. Si anak, dengan hati yang hancur, menyaksikan piringan itu berlalu begitu saja dari hadapannya. Dia tidak bisa memberi apa-apa.
Kemudian timbul ide dalam dirinya, bocah kecil itu berdiri. Dia berjalan ke depan, lalu ia meminta pria pembawa kolekte itu agar menyerahkan piringan itu kepadanya. Setelah mendapatkan piringan kolektan itu, dia menaruhnya diatas karpet dan berdiri diatas piringan itu. Dia mengangkat kepalanya dan berdoa, "Jesus, I don't have anything to give You today, but just me. I give You me!" (( Yesus, aku tidak punya apa-apa untuk memberikan Anda hari ini, tapi hanya aku. Aku memberi-Mu padaku ))
( Roma 12:1 )