PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kemajuan
teknologi pada zaman ini memicu setiap orang dapat mengakses segala informasi
tanpa batas semakin mudah. Hal ini sangat berpengaruh dan menjadi masalah bagi
perkembangan anak-anak mudah atau remaja, kemudahan ini memicu banyak orang
dengan mudah mengakses sesuatu yang berbau pornografi sehingga dapat menjadi
pemicu terjadinya seks bebas dikalangan masyarakat. Dimasa ini anak-anak
membutuhkan informasi untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak terjawab salah
satunya adalah seksualitas, dengan tidak adanya informasi yang cukup membuat
anak-anak remaja tidak mendapat informasi yang jelas sehingga mereka terjerumus
dalam pergaulan bebas.
Pada
masa ini setiap remaja maupun orang tua harus dibekali dengan firman Tuhan,
sehingga orang tua dapat mendidik anak mereka dalam takut akan Tuhan. Dalam
masa ini juga orang tua harus menjadi partner bagi anaknya atau menjadi
sahabatnya sehingga mereka dapat berbagi cerita kepada orang tuanya mengenai
kegiatannya sehari-hari. Sehingga, orang tua dapat mengontrol pergaulan anak.
Orang tua harus menanamkan etika yang baik kepada setiap anak-anak sehingga
mereka dapat membedakan mana yang baik maupun yang tidak baik.
Mengekang
anak bukanlah jalan keluar untuk menjauhkan seorang remaja dari pergaulan
bebas, semakin kita menekan mereka maka mereka akan semakin penasaran dan
mencoba untuk mencari tahu segala sesuatu yang mereka belum ketahui. Dalam hal
ini sering terjadi pemberontakan dalam diri anak sehingga mereka akan masuk
dalam pergaulan bebas sehingga mereka tidak mudah untuk dikendalikan dan sulit
untuk keluar, hal ini akan berdampak buruk bagi kehidupan mereka. Untuk
mencapai hal yang tidak diinginkan maka diperlukan pendidikan atau pembinaan
seks bebas di rumah, gereja maupun sekolah dan menjelaskan akibat dari
pergaulan bebas ini akan berdampak buruk bagi masa depan mereka. Jika mereka
terjerumus dalam dunia seks bebas yang akan membuat mereka akan terserang
penyakit HIV/AIDS. Hal ini yang menjadi beban kita bersama untuk terus membekali
anak remaja kita agar merka menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan dan
menjelaskan dampak dari seks bebas yang akan merusak masa depan mereka. Firman
Tuhan dijadikan pedoman mereka untuk membangun iman yang teguh sehingga mereka
berani berkata TIDAK kepada hal-hal yang membuat mereka jatuh kedalam dosa.
PEMBAHASAN
SEKS
BEBAS DI KALANGAN REMAJA KRISTEN
Dalam masa remaja seorang remaja
berada dalam masa yang tidak stabil sehingga merka mudah terjerumus kedalam
hal-hal yang tidak baik bagi diri mereka dan orang lain. Dalam masa ini mereka
mudah terpengaruh dengan orang lain untuk mencari tahu hal-hal yang dianggap
tidak pantas dalam masyarakat (tabu). Untuk itu diharapkan orang tua harus
menjadi sumber informasi bagi mereka sehingga mereka tidak terjerumus kedalam
hal-hal yang membawa mereka kedalam pergaulan bebas. Penting bagi setiap orang
tua dalam membangun jati diri setiap anak-anak remaja sehingga, mereka tidak
kehilangan arah dalam hidup mereka.
Beberapa Penyebab Terjadinya Seks
Bebas
a.
Pergaulan
Bebas
Masa remaja adalah masa bergaul yang
membutuhkan setiap anak remaja lebih banyak bersosialisai di luar rumah mereka,
untuk lebih mengenal dunia luar. Pergaulan
bebas adalah pergaulan tanpa batas yang tidak berdasarkan pada norma-norma yang
berlaku didalam masyarakat. Bergaul dengan bebas tanpa mengindahkan norma dan
peraturan membuat anak remaja bisa melakukan apa saja termasuk seks bebas. Dalam
melakukan hal ini tidak ada ikatan sama sekali tetapi semua dilakukan
berdasarkan perasaan suka satu sama lain, jika ada hal buruk yang terjadi maka
akan sangat merugikan kaum perempuan salah satunya ialah hamil diluar nikah. Hal
ini akan berlanjut pada kasus aborsi untuk menutupi perbuatan mereka yang
tercela.
b. Pornografi
Ada beberapa pandangan yang berbeda
antara yang satu dengan yang lain tentang porno grafi. Richard Griffith
mendefinisikan pornografi sebagai berikut: “Emotive
art whose calculated effect is to produce erotic arousal leading to sexual
activity”. Terjemahannya kurang lebih sebagai berikut: Pornografi merupakan
sebuah seni bersifat emosional yang dimaksudkan untuk dapat merangsang perasaan
erotis seseorang sehingga mengakibatkan aktivitas seksual.”[1]
Pandangan lain tentang pornografi juga
didefinisikan oleh Webster,”Obscene
literature of art (bacaan atau karya seni cabul).”[2]
Mahkamah Agung Amerika mendefinisikan pornografi dalam 3 aspek:
“(1) Menurut standar semua orang, ini
adalah sesuatu yang dipercaya rata-rata orang yang berkaitan dengan daya tarik
cabul (sensual). (2) Ini adalah bahan yang menggambarkan atau menceritakan
perilaku seksual dengan cara yang pasti ditentang sebagaimana yang khusus
didefinisikan oleh hukum yang bisa diterapkan. (3) Secara keseluruhan, karya
yang tanpa nilai sastra, politik, atau ilmu pengetahuan yang serius.”[3]
Masalah
pornografi adalah masalah kita bersama yang harus diberantas ditengah-tengah
masayarakat umumnya dan gereja khususnya. Pornografi
umumnya korbannya adalah anak-anak yang berusia remaja, hal ini karena mereka
mudah terpengaruh sehingga pornografi bisa masuk dan menjadi komsumsi mereka.
Oleh karena itu, kita perlu sedini mungkin memperingatkan mereka tentang
pengaruh pornografi yang berdampak buruk bagi masa depan mereka.
Seks bebas terjadi karena kondisi
kejiwaan anak remaja yang tidak stabil, sehingga membuat mereka mudah
terpengaruh dan mau mencoba apa yang sudah mereka lihat dan mereka dengar
melalui orang lain maupun yang diakses melalui internet. Kurangnya informasi
tentang seks ini makin membuat anak remaja berusaha untuk mencari sendiri baik
melalui orang lain maupun disitus-situs dimedia. Disini perlunya peran orang
tua yang intensif agar mampu mengontrol pergaulan anak-anak mereka serta adanya
sikap terbuka mengenai pengetahuan seks. Peran orang tua dalam menjelaskan
lebih mereka terima dibandingkan penjelasan dari orang yang tidak bertanggung
jawab dan menjerumuskan mereka.
Secara Psikologj
Hubungan seks yang terjadi antara
lelaki dan perempuan merupakan sebuah ikatan suci bukan sekedar untuk mencapai
sebuah kenikmatan yang bersifat sementara. “Persetubuhan menuntut suatu
keterlibatan total yang mencakup seluruh kepribadian seseorang.”[4]
Keinginan melakukan hubungan seks yang sangat kuat dalam diri laki-laki dan
perempuan dan terekam dalam pikiran keduanya sehingga mereka ingin melakukannya
terus-menerus. Seks sangat berdampak bagi diri seseorang. Mengapa? Karena
sekali kita melakukan seks bebas maka kita harus siap mendapat sorotan dari
lingkungan sekitar kita maupun diri sendiri.
Dalam kitab Efesus 2:22 (IBIS)
berkata “Karena hidup bersatu dengan Kristus, kalian juga sedang dibangun
bersama orang-orang lain menjadi sebuah rumah untuk Allah; di situ Allah
tinggal dengan Roh-Nya.” Ini adalah perintah Tuhan bahwa kita harus dibangun
untuk menjadi Rumah Allah dan Allah akan tinggal dalam hidup kita maka dari itu
kita tidak boleh mencemari diri kita dengan seks bebas, agar Allah tinggal
dalam hidup kita.
Secara Fisik
Dalam 1 Korintus 15:33 “Janganlah
kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Ayat ini
sebenarnya sudah mengingatkan kepada kita kenapa kita harus bergaul dengan
orang baik agar kita tidak jatuh kedalam jalan yang salah. Kadang-kadang dalam
pergaulan seorang remaja bisa rusak karena memiliki latar belakang keluarga
yang berantakan, atau ada yang memiliki pergaulan yang salah dikarenakan faktor
lingkungan masyarakat yang mendukung dia untuk menjadi buruk.
Pertumbuhan rohani seorang remaja harus selalu diperhatikan agar dia
benar-benar dapat bertumbuh menjadi anak yang takut akan Tuhan.
Jika mereka memiliki pergaulan yang
buruk ada beberapa hal mengenai kerugian yangada dalam diri mereka. seperti :
-
Tidak ada tanggung jawab dalam diri anak
remaja tersebut
-
Tidak punya rasa hormat kepada orang
lain
-
Tidak mempunyai hati untuk melayani
Tuhan dengan seungguh-sungguh
Allah tidak menyukai ciptaan-Nya
terjebak dalam hawa nafsu karena dia begitu menyayangi dan mengasihi kita.
Bagaimana Mencegah Seks Bebas
Ada beberapa hal yang harus
dilakukan seseorang remaja maupun orang tua agar seorang anak remaja tidak
terjerumus dalam dunia seks bebas. Diantaranya sebagai berikut :
Memberi Informasi yang Tepat
Tugas kita adalah saling
memberitahukan satu sama lain bahwa “Kekerasan Seksual terhadap Anak adalah
Tindak Kejahatan yang Sangat Berbahaya!”[5].
Setiap keluarga harus memberikan informasi yang lebih dari pada lingkungan
kita.
Melibatkan Orangtua Dalam Pembinaan
Remaja
“Tidak
hadirnya kasih dalam keluarga berperan besar dalam pembentukan orientasi
seksual anak-anak yang dilahirkan dan ini sudah terbukti dalam pembentukan
orientasi seksualitas.”[6].
orang tua adalah wakil Allah didunia ini, sehingga mereka ditugaskan untuk
menjaga anak-anak yang Tuhan titipkan kepada mereka. oleh karena itu, setiap
orang tua harus mengontrol setiap pergaulan anak-anaknya. Seperti tertulis
Mazmur 78:3–7, bahwa orang tua selalu mengajarkan kepada anak-anak mereka
teladan yang sudah diberikan Allah kepada nenek moyang kita. Hal ini harus
menjadi pengertian yang mendasar dalam orangtua untuk menjaga dan melindungi
anak-anaknya dari pergaulan seks bebas ini. Serta orang tua harus membekali
remaja dengan kebenaran firman Tuhan, bahwa kita semua adalah bait Suci Allah
dan harus dijaga dengan baik.
KESIMPULAN
Setiap orang Kristen memiliki
tanggung jawab untuk saling menjaga dan melindungi satu sama lain. Baik
dilingkungan keluarga maupun masyarakat agar mampu mewujudkan masyarakat yang
bebas dari pergaulan bebas dan takut akan Tuhan. Sebagai orang Kristen kita
harus menjadi duta Allah untuk menyampaikan kebenaran ini agar setiap remaja
atau anak muda tidak mudah terjebak kedalam situasi seperti ini yang hanya
merasakan kenikmatan sesaat tetapi mengalami tekanan batin seumur hidup.
Setiap kita harus mampu menunjukkan
kasih kita kepada lawan jenis kita melalui sikap yang takut akan Tuhan dan
sikap yang baik tanpa maksud apapun. Menjaga relasi yang baik dengan sesama dan
Tuhan agar selalu diingatkan untuk tidak melakukan seks bebas. Tuhan
menciptakan seks itu kudus maka kita harus mentaatinya dengan hati yang bersungguh-sungguh.
Ketika kita menghormati lawan jenis
kita maka kita menghormati Tuhan karena dia diciptakan seturut gambar dan rupa
Allah, untuk itu harus dijaga dan dihargai. Ketika seorang pria melihat wanita,
dia bukan menjadi orang yang membuka kancing bajunya tetapi menjadi orang yang
menutup kancing baju itu karena kita harus berkata “engkau bukan diciptakan
untuk dinikmati tetapi untuk dihargai, karena engkau diciptakan seturut denga
rupa Allah”.
DAFTAR
PUSTAKA
Alkitab
Geisler,
Norman L, Etika Kristen Pilihan dan Isu
Kontemporer, Literatur SAAT , Malang, 2001.
Geisler,
Norman L, Etika Kristen Pilihan dan Isu,
Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 2000.
Herlianto,
Ir, AIDS dan Perilaku Seksual,
Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1995.
Marx,
Dorothy I, Itu’Kan Boleh, Yayasan
Kalam Hidup, Bandung, 2002.
Nadesul,
Dr. Handrawan, Mitos Seputar Seks,
Puspa Swara, Jakarta, 1997.
[1] Dorothy
I. Marx, Itu’kan Boleh, (Bandung:
Yayasan Kalam Hidup, 2002)
[2] Norman L
Geisler,Etika Kristen, (Malang: Literatur
SAAT, 2010)
[3] Ibid,
[4] Dorothy
I. Marx, Itu’kan Boleh, (Bandung:
Yayasan Kalam Hidup, 2002)
[5] World
Vision Indonesia - - - Sahabat Peduli
[6] Ir.
Herlianto, M.Th. Aids dan Perilaku
Seksual, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 1995)