Kamis, 23 April 2015

Ringkasan Seminar Sola Scriptura



Ringkasan Seminar Sola Scriptura
Nama              : Yonas Boky
Mata kuliah   : Teologi PB
Tugas              : Ringkasan Seminar Sola Scriptura

Dapat diandalkannya Injil-Injil
1/3 dari Injil Markus menceritakan tentang mujizat. Banyak orang skeptis yang tidak percaya terhadap mujizat dan mereka mengatakan tidak ada saksi mata yang benar tentang mengalami mujizat. Beberapa bantahan tentang mujizat salah satu keberatan yang sering dilontarkan didunia barat adalah bahwa mujizat tidak mungkin terjadi. Mujizat dari Tuhan Yesus kalau seseorang yang memperlakukan Injil dengan benar maka mereka akan mengenal Tentang Yesus Kristus.
Jenis Sastra dari Injil
Misalnya  Puisi dibedakan dengan Novel. Satu volum tunggal tentang satu tokoh, Injil-Injil itu adalah biografi namun ada sedikit perbedaan antara biografi kuno dan modern. Matius dan Markus terdapat ada perbedaan kronologis dan biografi kuno tidak terlalu penting mengenai saat-saat awal dari kehidupan. Dalam Injil Markus dimulai saat Yesus sudah dewasa tetapi Yohanes dimulai dari pelayanan Yesus setelah Yesus dewasa dan sebelum dimulai dari penciptaan. Injil-Injil adalah biografi kuno yang secara alamiah dari biografi kuno yang adalah berisi sejarah, tujuannya, moral dan teologi
Standar penulisan
-          Sejarawan bekerja dengan fakta-fakta, jika mereka menulis dengan bias maka akan mendapatkan kritikan. Matius dan Markus menganggap Markus dapat diandalkan ataupun sebaliknya. Lukas memberitahukan sumber-sumber yang didapat (Luk 1:4). Dalam ayat 2 berbicara mengenai sumber-sumber lisan yang merujuk kepada para saksi mata. Sedangkan ayat 3 mengkorfimasi tentang penelitian-penelitian tentang penulisan. Ketika penulis menuliskan Injil masih ada saksi mata yang hidup dan menyalurkan informasi dengan cara menghafal. Penulis tidak selalu menggunakan pengkalimatan yang sama satu sama lain. Yesus mengajarkan murid-muridnya secara langsung dan mereka langsung menerbitkan ajaran yang sudah diajarkan kepada mereka. Injil-Injil ini ditulis dalam bahasa Aram dan dalam penulisan sejarah kuno selalu menyebutkan pengarangnya, mereka menyatakan bahwa sudah mengetahui semuanya. Apa yang kita baca dalam Injil itu yang Yesus katakan pada masa hidupnya. Jika kita membandingkan cerita tentang Yesus maka kita akan menemukan kesamaan dalam Injil-Injil. Pertanyaan besar akan muncul ketika kita membaca kitab Matius. Mengapa Matius menggunakan sumber dari Markus sedangkan Matius sendiri adalah saksi mata? Hal ini dapat terjadi karena Matius masih mengumpulkan sumber-sumber yang akan ditulis sedangkan Markus sudah merangkumkannya.

Mujizat dari Tuhan Yesus adalah suatu gambaran yang luas
Ada orang-orang yang tidak disembuhkan tetapi mujizat tidak dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah. Itu artinya Yesus peduli terhadap orang sakit, lapar, dari bahaya badai laut. Tetapi Yesus tidak selalu melakukan mujizat ini. Kita juga harus peduli terhadap orang lain walaupun kita tidak bisa melakukan mujizat seperti yang Yesus lakukan. Yesus melakukan mujizat bukan hanya untuk satu orang tetapi untuk semua orang. Mujizat itu akan terjadi saat kita memasuki tempat yang baru. Tanda mujizat adalah suatu tanda yang dramatis. Mujizat Allah sudah bekerja diantara kita maka kita juga bisa mengharapkan mujizat. Ketika Yesus berada dipadang gurun Ia menunjukkan tanda-tanda kerajaan Allah dan kerajaan-Nya akan digenapi dimasa yang akan datang. Mujizat yang dilakukan oleh Allah melampaui dari apa yang kita harapkan. Salah satu hal yang coba dilakukan oleh anak-anak Skewa (Kis 19:13-20) mereka coba mengusir roh jahat tetapi justru mereka yang dikejar-kejar oleh roh jahat. Hal ini membuktikan bahwa berbeda dengan yang Yesus lakukan karena Yesus memiliki otoritas diatas bumi dan dibawah bumi.
      Dalam kitab I Timotius mengajarkan kepada kita untuk tidak berdebat tentang Mujizat karena setiap kehidupan kita adalah mujizat. Napas kita adalah pemberian dari Allah dan itu adalah sebuah mujizat yang kita alami. Namun jika kita meragukan mujizat benar-benar terjadi maka kita dapat tetap bergantung kepada saksi mata dan fakta yang terjadi. Gereja-gereja yang mengklaim tentang mujizat adalah kelompok Pentakosta dan Karismatik. Dalam 10 negera ada sekitar 2 juta orang telah menyaksikan dan mengklaim telah melihat mujizat dan diluar kelompok Pentakosta 36%, Amerika 34% yang mengklaim telah melihat mujizat. Orang-orang diluar Kristen juga percaya bahwa mujizat dapat terjadi. Di China saat terjadi kebangunan rohani, banyak orang bertobat dan mengalami mujizat. Ada seorang yang skeptis beragama Hindu, mati sebelah tangannya dan mengalami kesembuhan saat didoakan sehingga membuat orang-orang disekitarnya menjadi percaya. Banyak ahli atau dukun dapat juga membuat mujizat tetapi dalam skala kecil dan kita bisa melihat hasilnya tidak bertahan lama.
Kesaksian Dengan Bukti Medis
      Allah ingin kita melihat bukan kita yang melakukan mujizat tetapi Allah yang melakukan, 9% orang tuli didoakan dan mereka disembuhakan, ada banyak saksi yang melihat serta ada tim medis yang datang memeriksa sebelum dan sesudah disembuhkan. Ada seseorang yang ususnya tingga1/4 selain itu hancur. Teman-temannya datang dan mendoakannya dan ia merasa seperti mengalami sengatan listrik dan menjadi lebih baik padahal dokter mengatakan dia akan mati secara perlahan-lahan. Ada seorang mengalami kelumpuhan karena mengalami sengatan listrik, ada seseorang yang mendoakannya dia akhirnya bisa berjalan. Disebuah tempat ret-reat mereka melakukan seorang anak di pinggir kolam, mereka membawa anak ini kepada dokter. Tetapi dokter mengatakan anak ini sudah mati, ada dokter yang berusaha melakukan dengan sekuat tenaga agar untuk menghidupkan tenaga untuk menghidupkan anak ini tapi tidak berhasil tetapi ketika didoakan anak ini hidup kembali. Pada prinsipnya kita tidak bisa mengklaim setiap orang yang didoakan secara ajaib mengalami kesembuhan dan kebanyakan yang terjadi itu diperintisan Injil baru. Mujizat yang terjadi dalam hidup kita, harus kita bagikan kepada orang lain agar mereka menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Ketika kita mendengarkan kesaksian tentang mujizat itu mendorong kita untuk terus percaya kepada Yesus Kristus. Yohanes mengatakan banyak orang menyaksikan mujizat lalu percaya mereka, awalnya mereka tidak bertekun dalam iman dan memiliki iman yang dasar, kemudian mereka hanya melihat tanda karena mereka melalui tanda-tanda itu dan membuat mereka percaya dan bertumbuh. Banyak pertobatan terjadi karena mujizat. Orang-orang yang benar-benar mencari Tuhan akan disembuhkan meskipun ada orang yang memalsukannya.
      Kita harus tetap bersyukur dan kita tetap membutukan pengajaran. Kita harus memiliki iman tapi jangan iman kebodohan. Karena jika orang mempunyai karunia kesembuhan maka orang yang disembuhkan akan sembuh dan sebaliknya jika tidak sembuh maka harus pergi kedokter. Kita harus memiliki karunia penyembuhan tetapi karunia mengajar dapat menolong kita mengerti menggunakan karunia yang lain. Tidak semua kesembuhan terjadi melalui proses yang sama. Jika ada orang yang mempunyai karunia penyembuhan dan disaat mendoakan orang lain dan tidak sembuh maka jangan berhenti berdoa karena itu adalah sebuah ujian iman. Ada orang yang tidak sungguh-sungguh melayani Tuhan hanya supaya terkenal tetapi Tuhan tetap masih menyembuhkan orang yang didoakan. Karena yang menyembuhkan adalah Tuhan bukan orangnya.
Teologi Mujizat
      Dalam Matius 11:4 yesus mengutipnya dari kitab Yesaya 35:5-6 tentang kebangkitan umat Tuhan dan bumi yang baru. Mujizat dan tanda dari kerjaaan, untuk mengingatkan kita akan janji-Nya. Dia tidak menyelesaikan masalah tetapi Dia peduli dengan masalah kita. Kita harus bersyukur karena pengorbanan Yesus. Injil mengaitkan mujizat bergantung kepada Allah. Dalam kitab Yohanes injil itu datang setelah tanda-tanda utu datang. Injil mencapai puncaknya pada salib. Salib mengingatkan kita bahwa kita tidak melihat mujizat tetapi Allah tetap berkarya. Isu tentang iman adalah bahwa Allah dapat dipercaya dan diandalkan.

Rabu, 08 April 2015

Parable : The Good Susupu Man (English Version)

The Good Susupu Man
(Luke 10: 30-36)

30 On a night about 23:00 (Hours 11:00 pm), a young man from the village of Golo, was on his way home from a friend's birthday party in the village Tacici with riding a motorcycle. When he arrived at the border between the village and Tacim Balisoan bounded by forest, six young men came by car and confronted him then they beat him to a pulp, then they take the luggage and all the money, after which they left him alone on the ground.
31 Half an hour later came along a pastor who just finished a service in the village Taraudu about to return to his house in the village Balisoan. By using a private car at the time he crossed the place, he saw the young man, but then he did not care. He even drove two times faster than before and left the young man who was lying weakly.
32 A few minutes later after passing the priest came along also a father who is a Christian teacher who had just returned from the village Worat-Worat after completion attend his brother's wedding one with riding a motorcycle Honda beatnya. He paused attention to the young man and left the young man and does not provide aid to the young man for fear of blame and he went on his way.
33 Approximately 01.00 (1 Morning Hours) came along a father of village Susupu with driving Avansanya. The Muslim father and a pilgrim. He had just returned from a gathering of Hajj West Halmahera. When he passed the place, he saw a young man was lying in a state of full body seriously injured, he then stopped and looked at the young man, instantly touched by compassion. He got out of his car and immediately help the youth.
34 Without thinking about the risks that will be experienced, he then took the box P3Knya and then clean the injured parts of the youth and wrapped with bandages carries. After the father of this pilgrimage to raise the boy into his car and took him to the hospital. When he arrived at the hospital she begged the nurse to want to take care of the youth.
35 The next day the father of Hajj of the Susupu village came to the hospital and pay the cost of hospital care to the cashier. Then he said to the nurse who took care of the young man "take care of this guy until healed. I will bear all costs for this young man to undergo hospital treatment. "To provide assurance to the hospital, the father of this pilgrim left his card and his home telephone number and number hpnya with the intention that the hospital staff can contact him at any time if needed. Then the pilgrim father's return to his home.

36 Which of these three do you think was a fellow human being of the people who fall into the hands of the thugs? "

Perumpamaan Orang Susupu Yang Baik Hati



P E R U M P A M A A N

Nama              : Yonas Boky
Jurusan          : PAK
Mata Kuliah  : Hermen PB

Orang Susupu Yang Baik Hati
(Lukas 10:30-36)

30 Pada suatu malam kira-kira pukul 23.00 (Jam 11.00 malam), ada seorang pemuda yang berasal dari desa Golo, sedang dalam perjalanan pulang dari acara ulang tahun sahabatnya di desa Tacici dengan mengendarai sepeda motor. Ketika ia tiba di perbatasan antara desa Balisoan dan Tacim yang dibatasi dengan hutan, datanglah 6 orang pemuda menggunakan mobil dan menghadangnya kemudian mereka menghajarnya hingga babak belur, kemudian mereka mengambil barang bawaannya dan semua uangnya, setelah itu mereka meninggalkannya sendirian ditempat itu.
31Setengah jam kemudian lewatlah seorang pendeta yang baru selesai melakukan pelayanan di desa Taraudu hendak kembali kerumahnya di desa Balisoan. Dengan menggunakan mobil pribadinya pada saat itu ia melintasi tempat itu, ia sempat melihat pemuda itu tetapi kemudian ia tidak peduli. Ia bahkan mengendarai mobilnya dua kali lebih cepat dari sebelumnya dan pergi meninggalkan pemuda yang sedang terkapar lemah tersebut.
32Beberapa menit kemudian setelah pendeta itu lewat, lewatlah juga seorang bapak yang berprofesi sebagai guru agama Kristen yang baru pulang dari desa Worat-Worat setelah selesai mengikuti acara pernikahan salah satu saudaranya dengan mengendarai sepeda motor Honda beatnya. Ia berhenti sejenak memperhatikan pemuda tersebut dan pergi meninggalkan pemuda tersebut dan tidak memberikan pertolongan kepada pemuda tersebut karena takut untuk disalahkan dan ia melanjutkan perjalanannya.
33Kira-kira pukul 01.00 (Jam 1 Pagi), lewatlah seorang bapak dari desa Susupu dengan mengendarai mobil Avansanya. Bapak tersebut beragama Islam dan seorang haji. Ia baru saja pulang dari acara pertemuan para haji sekabupaten Halmahera Barat. Ketika ia melewati tempat itu, ia melihat seorang pemuda sedang terkapar dengan keadaan tubuhnya penuh luka parah, ia kemudian berhenti dan melihat pemuda tersebut, seketika itu juga tersentuh hatinya oleh belas kasihan. Ia turun dari mobilnya dan langsung menolong pemuda tersebut.
34Tanpa berpikir panjang tentang resiko yang akan dialaminya, ia kemudian mengambil kotak P3Knya dan kemudian membersihkan bagian-bagian yang terluka dari pemuda tersebut dan membalutnya dengan perban yang dibawanya. Setelah itu bapak haji ini menaikkan pemuda tersebut kedalam mobilnya dan membawanya kerumah sakit. Ketika tiba dirumah sakit ia memohon kepada perawat agar mau merawat pemuda tersebut.
35Keesokan harinya bapak haji dari desa Susupu tersebut datang kerumah sakit dan membayar biaya perawatan kepada kasir rumah sakit. Kemudian ia berkata kepada perawat yang merawat pemuda tersebut “rawatlah orang ini sampai sembuh. Saya yang akan menanggung semua biaya selama pemuda ini menjalani perawatan dirumah sakit.” Untuk memberikan jaminan kepada pihak rumah sakit tersebut, bapak haji ini meninggalkan kartu namanya beserta nomor telpon rumah dan nomor hpnya dengan maksud agar petugas rumah sakit bisa menghubunginya kapan saja jika dibutuhkan. Kemudian bapak haji ini pulang kerumahnya.
36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesame manusia dari orang yang jatuh ke tangan preman itu?”

Dampak Positif Dari Media Bagi Perkembangan Remaja



Makalah

Dampak Media Massa Bagi Perkembangan Karakter Remaja Kristen

 

Di susun oleh :
Yonas Boky
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR
2014
 

BAB I
LATAR BELAKANG
                Televisi telah menjadi kebutuhan penting di antara jutaan orang di masyarakat dunia.[1] Hal ini juga merambat pada kehidupan orang Kristen, dimana-mana kita melihat orang selalu meluangkan waktunya untuk menonton televisii. Namun satu hal yang perlu kita ketahui semua yang ditayangkan dalam media televisi tidak selamanya berdampak positif, apalagi dikalangan remaja yang sedang mencari jati diri untuk berkembang. Mereka kadang-kadang lebih banyak meniru apa yang mereka sukai. Hal ini bisa berdampak buruk bagi perkembangan mereka. Menurut As’ad Musthofa “Televisi bukan hanya sebagai produk teknologi semata, namun telah menjelma menjadi instrumen yang memungkinkan distribusi nilai secara meluas”.[2] Hal ini membuktikan bahwa televisi bukan sekedar hiburan semata namun akan memberikan dampak yang signifikan tentang nilai-nilai moral bagi perkembangan anak.
                Pelaku produsen televisi melihat peluang yang besar untuk menampilkan adegan-adegan kekerasan, seks, narkoba dan sebagainya sebagai sesuatu yang menghibur bagi masyarakat. Namun sebenarnya, mereka tidak memikirkan apa dampak buruk bagi masyarakat terutama para remaja yang melihat semua hal itu. Para remaja umumnya melihat bahwa apa yang terjadi dimedia atau televisi menarik untuk ditiru namun tidak berpikir apa akibat yang akan terjadi ketika meniru segala sesuatu yang mereka lihat di televisi jika itu adalah sesuatu yang tidak pantas untuk ditiru. Sehingga Media atau produsen, pelaku maupun penikmat media harus mampu menciptakan suatu program siaran yang dapat memberikan pembelajaran mengenai pendidikan di segala aspek kehidupan.[3] Sehingga seluruh masyarakat atau para remaja mendapat pendidikan yang layak untuk ditiru dan menjadi suatu pengaruh yang positif bagi perkembangan para remaja itu sendiri.


Pokok Masalah
                Dengan melihat latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok masalah untuk dijawab dalam penulisan ini adalah :
                Pertama, Televisi telah menjadi kebutuhan penting di antara jutaan orang di masyarakat dunia
                Kedua, Kenapa Televisi tidak hanya menjadi Kebutuhan Penting Masyarakat?
                Ketiga, Bagaimana Televisi bisa menjadi kebutuhan seluruh masyarakat?
Tujuan Penulisan
                Bertolak dari latar belakang masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini ialah :
                Pertama, untuk mencari tahu kenapa Televisi telah menjadi kebutuhan penting bagi jutaan orang di seluruh dunia
                Kedua, untuk mencari bagaimana televisi mampu menjadi kubutuhan masyarakat
Manfaat Penulisan
                Pertama, sebagai bahan untuk kita agar mampu mengetahui apa dampak yang baik dan buruk bagi manusia.
                Kedua, sebagai pedoman dalam membimbing generasi muda khususnya remaja agar tidak mudah terpengaruh dengan apa yang mereka lihat.
                Ketiga, sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah agama dan Iptek di STT Jaffray Makassar




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Televisi Tidak Hanya Menjadi Kebutuhan Penting Masyarakat
                Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, dunia kini dirasakan menjadi sempit, karena dalam beberapa saat saja kita bisa berhubungan dengan orang lain diberbagai tempat dimanapun mereka berada. Akibat dari perkembangan itulah maka media masa pun ikut berkembang.[4] Perkembangan media massa terutama televisi yang sangat pesat membuat membuat banyak perubahan yang terjadi diantaranya adalah gaya hidup masyarakat yang semakin berubah. Masyarakat mampu mengubah gaya hidupnya dikarenakan mereka meniru apa yang mereka lihat di televisi. Perkembangan yang pesat ini memapukan kita untuk mudah mengakses informasi dari belahan dunia manapun. Media massa atau televisi menyampaikan pesan yang tidak hanya mempengaruhi tetapi juga merefleksikan kebudayaan suatu masyarakat. Sehingga apa yang terjadi di media menggambarkan apa yang terjadi di masyarakatnya. Jadi ketika tayangan televisi berupa kekerasan, gosip dan misteri berarti mau tidak mau harus kita akui gambaran itulah yang terjadi dimasyarakat yang lebih menyukai hal-hal tentang keburukan orang lain, mistis dan kekerasan.[5] Masyarakat kita dengan mudah meniru apa yang menjadi tren didalam televisi tanpa berpikir hal itu baik atau tidak untuk ditiru.
Peran Orang Tua
                Banyak hal buruk yang ditayangkan oleh televisi yang akan berdampak bagi perkembangan anak remaja terutama remaja Kristen. Para remaja umumnya masih labil yang lebih suka meniru apa yang didengar dan dilihat oleh dirinya. Ketika para remaja ini melihat atau menonton sesuatu yang baru dari televisi maka mereka akan termotivasi untuk mengikuti apa yang mereka dengar dan lihat dari televisi. Hal inilah yang menjadi awasan bagi orang tua dalam mendidik anak mereka untuk menjadi anak yang memiliki karakter yang baik. Orang tua tidak bisa membiarkan anaknya untuk mengkonsumsi semua hal yang bisa dilihat oleh anak di media massa khususnya televisi. Akses informasi yang mudah membuat orang tua harus melibatkan diri untuk mengawasi anak serta memberitahukan apa yang bisa ditiru atau tidak kepada anak. Akses ini harus bisa dimanfaatkan oleh orang tua dengan sebaik mungkin. Pola pikir anak bisa dirubah jika orang tua mampu mengatur apa yang bisa ditonton oleh si anak.
                Menurut Harjaningrum, Inayati, Wicaksono, Demi (2007) menyatakan bahwa orang tua bertanggung jawab dan memegang peranan penting terhadap proses pembelajaran dan tumbuh kembang si anak, diperlukan kesabaran dan kebijakan orang tua untuk dapat memberikan pertimbangan terbaik dalam pengambilan keputusan-keputusan penting di dalam kehidupan dan proses tumbuh kembang si anak. Media pembelajaran televisi dapat berperan positif yang dapat memberikan pesan-pesan edukatif dalam aspek kognitif, apektif, ataupun psikomotor.[6] Jika orang tua mampu menjalankan maka bukan tidak mungkin anak akan memiliki karakter yang baik karena dia mendapat pendidikan yang layak dia dapat dari media massa atau televisi. Orang tua harus mampu memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang mereka lihat dilayar televisi. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting, karakter dan kepribadian anak dipengaruhi oleh lingkungannya, terutama dari orang tuanya. Setiap orang tua mempunyai tanggung jawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannnya. Oleh sebab itu hal-hal sekecil apa pun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif dan negatif yang akan ditimbulkan.[7] Pengaruh televisi pada kaum remaja sering kali diidentikkan dengan meningkatnya kekerasan akibat tayangan film-film action, pembunuhan dan sadisme termasuk penggunaan narkotika secara meluas. Sementara untuk kaum wanita (remaja maupun ibu), pengaruh televisi membawa dampak peningkatan pola konsumerisme dan budaya tidak produktif karena berjam-jam nongkrong di depan layar kaca untuk menonton film ataupun sinetron favorit[8]
Peran Pemerintah
                Apa yang dapat disumbangkan oleh pendekatan ekonomi politik dalam menganalisis televisi adalah melalui upaya untuk melakukan kajian mengenai relasi-relasi kepentingan antara industri televisi, peran negara dan (agensinya), masyarakat, kelompok penekan (television watch) dan industri/advertiser. Pertemuan kepentingan yang terjadi akan menimbulkan suatu keseimbangan relasi di antara mereka, namun yang penting dari fenomena kehadiran televisi swasta tersebut siapa yang sesungguhnya diuntungkan dalam keseimbangan relasi yang terjadi, dan bagaimana peranan negara yang mestinya menjadi ujung tombang dari perlindungan kepentingan masyarakat secara luas.[9] Pemerintah harus mampu membangung dengan baik relasi dengan pihak televisi agar mampu mengembangkan perekonomian nasional. Namun, pemerintah juga harus mampu menjamin bahwa apa yang ditayangkan oleh media massa khususnya televisi mampu menjadi program yang berguna bagi masyarakat.




B A B   I I I
K E S I M P U L A N

                Dari pembahasan mengenai makalah ini maka kami menyimpulkan bahwa televisi sebenarnya memiliki dampak yang positif dan negatif. Dampak yang positif televisi mampu memberikan informasi yang bisa kita tahu dalam waktu yang singkat saat kejadian itu terjadi di belahan dunia mana pun, sehingga akses informasi mudah didapat. Sedangkan dampak negatifnya adalah banyaknya ditayangkan tayangan yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh anak-anak remaja khususnya seperti kekerasan, pornografi dan sebagainya. Untuk itu dibutuhkan peran yang intensif dari orang tua, pelaku media maupun orang tua agar mampu meminimalisir dampak yang buruk terhadap kaum remaja. Sebagai orang tua atau pun Pembina kaum remaja kita punya tanggung jawab yang intensif dalam memberikan perhatian kepada kaum remaja serta memberikan arahan apa yang layak ditiru dan tidak ketika mereka menonton televisi sehingga mereka tidak mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.



D A F T A R   P U S T A K A
As’ad Musthofa, Komodifikasi Kemiskinan Oleh Media Televisi, Semarang : UNDIP. 2012
Dewi K.Soedarsono, Pesan Komunikasi Pendidikan Di Media Televisi. Bandung : Bidang Komunikasi Institut Manajemen Telkom, 2011
Eva Aryanty, Peranan Orang Tua Dalam Menangani Dampak Negatif Tayangan Televisi Terhadap Anak Usia Dini. STKIP Siliwangi, 2010
Galang Yudistira, Peranan Orang Tua Untuk Menonton Acara Televisi Yang Bermanfaat Bagi Perkembangan Moral Anak. Malang : Universitas Negeri Malang
Inge Hutagalung, Penggunaan Media Tv Di Indonesia. Universitas Indonesia Esa Tunggul
N. R. Chandra, Perkembangan Media Televisi Menjadikan Televisi Sebagai Kubdayaan Masyarakat. Surakarta : Institut Seni Indonesia. 2010
Rachmat Kriyantono. Pemberdayaan Konsumen Televisi Melalui Ketrampilan Media-Literacy Dan Penegakan Regulasi Penyiaran. Malang : Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya
Setio Budi HH, Industri Televisi Swasta Indonesia dalam Perspektif Ekonomi Politik. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya, 2004




[1] N. R. Chandra, Perkembangan Media Televisi Menjadikan Televisi Sebagai Kubdayaan Masyarakat (Surakarta : Institut Seni Indonesia, 2010) Hal 187
[2] As’ad Musthofa, Komodifikasi Kemiskinan Oleh Media Televisi, (Semarang : UNDIP, 2012) Hal 11
[3] Dewi K.Soedarsono, Pesan Komunikasi Pendidikan Di Media Televisi, (Bandung : Bidang Komunikasi Institut Manajemen Telkom, 2011) Hal 52
[4] N. R. A. Chandra, Perkembangan Media Penyiaran Televisi, (Surakarta : Institut Seni Indonesia, 2010) Hal 193
[5] Rachmat Kriyantono. Pemberdayaan Konsumen Televisi Melalui Ketrampilan Media-Literacy Dan Penegakan Regulasi Penyiaran. (Malang : Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya).  Hal 3
[6] Galang Yudistira, Peranan Orang Tua Untuk Menonton Acara Televisi Yang Bermanfaat Bagi
  Perkembangan Moral Anak, (Malang : Universitas Negeri Malang), Hal 1
[7] Eva Aryanty, Peranan Orang Tua Dalam Menangani Dampak Negatif Tayangan Televisi Terhadap Anak Usia Dini. (STKIP Siliwangi, 2010), Hal 4
[8] Inge Hutagalung, Penggunaan Media Tv Di Indonesia (Universitas Indonesia Esa Tunggul) hal 9
[9] Setio Budi HH, Industri Televisi Swasta Indonesia dalam Perspektif Ekonomi Politik, (Yogyakarta : Universitas Atma Jaya, 2004), Hal 5