Kamis, 18 Desember 2014

I Give You Me

Cerita ini merupakan kisah yang di alami oleh seorang anak berusia 9 tahun, Yang tinggal di daerah pedesaan, di Tennessee. Rumahnya berada di lingkungan miskin. Ada sebuah gereja yang memiliki tim pelayanan yang suka berkeliling dan kini mengetuk pintu rumahnya. Bocah cilik ini membuka pintu dan menyambut tamunya, seorang pendeta.
Si pendeta bertanya, apakah orangtuanya ada dirumah. Lalu si anak menjawab, bahwa orang tuanya bertugas diluar setiap akhir pekan dan meninggalkan dia beserta adiknya yang masih kecil. Si pendeta tentu saja terkejut dan tidak percaya pada pendengarannya sendiri, dia meminta anak untuk mengulangi perkataannya lagi. Si bocah tetap memberikan jawaban yang sama sehingga pendeta itu meminta untuk masuk kedalam rumah. Mereka berdua pergi ke ruang tamu dan duduk disofa tua. Per dan busanya tampakdengan jelas disana sini. Lalu si pendeta bertanya, "Nak, dimana kamu berbakti setiap minggu?" Si anak kembali memberi jawaban yang mengejutkan bagi tamunya, "Saya tidak pernah pergi ke gereja sekalipun." Padahal jarak gerejadan rumah si bocah kurang dari 3 mil saja.
Si pendeta bertanya lagi dengan ragu, "Apakah kamu benar-benar tidak pernah pergi ke gereja?" "Ya" kata si anak itu. Si pendeta lalu menasehatinya, "Anakku, pergi ke gereja itu sangat penting. Apakah kamu tidak pernah mendengarkan cerita tentang kasih Allah?" Kemudian si pendeta mengabarkan Injil kepada anak yang berusia 9 tahun ini. Anak itu mendengar dengan penuh perhatian dan pada akhir cerita, si pendeta bertanya apakah dia mau menerima karunia dari Tuhan. Si anak lantas menjawab, "SAYA MAU MENERIMANYA!" Si anak bersama pendeta sama-sama berlutut dan mengundang Jesus masuk ke dalam hatinya, karena dia ingin menerima karunia keselamatan cuma-cuma dari Tuhan. Setelah selesai, mereka berdiri dan si pendeta bertanya apakah mau pergi ke gereja pada esok hari. "Ya, saya mau." Jawab si anak dengan pasti.
Keesokan paginya, si pendeta datang pagi-pagi dan masuk kedalam rumah. Di dalam rumah, dia menjumpai anak itu dan adiknya masih terlelap di atas tempat tidurnya. Dia membangunkan kedua-duanya dan menolong mereka untuk berpakaian. Mereka akhirnya berangkat, dan sesampai di gereja, mereka masuk kedalam gereja.Gereja ini sangat besar sehingga membuat si anak ini menjadi merasa malu untuk masuk, karena bocah ini tidak pernah ke gereja sebelumnya.
Ketika si anak duduk, tak ada yang memberitahukan apa yang sedang berlangsung. Karena sang pendeta akan melakukan kotbah. Beberapa menit sebelum kotbah di mulai,ada beberapa pria yang berjalan ke depan dan mengangkat beberapa piringan (seperti kotak persembahan / tempat kolekte). Satu diantara mereka berdoa dan si anak, dengan takjub, menyaksikan mereka berjalan menyusuri bangku-bangku gereja. Dia masih belum tahu apa yang sedang berlangsung. Tiba-tiba, seperti mendapat pencerahan, si anak sadar dan apa yang baru saja berlangsung. Orang-orang ini ternyata sedang memberi persembahan kepada Jesus. Lantas si anak mengaitkannya dengan karunia besar, yang baru saja di terimanya sekitar 24 jam yang lalu. Dia segera mengambilkan dompetnya, tapi tidak menemukan sedikit uangpun untuk dipersembahkan kepada Yesusnya. Piring persembahan itu akhirnya berlalu di hadapannya. Si anak, dengan hati yang hancur, menyaksikan piringan itu berlalu begitu saja dari hadapannya. Dia tidak bisa memberi apa-apa.
Kemudian timbul ide dalam dirinya, bocah kecil itu berdiri. Dia berjalan ke depan, lalu ia meminta pria pembawa kolekte itu agar menyerahkan piringan itu kepadanya. Setelah mendapatkan piringan kolektan itu, dia menaruhnya diatas karpet dan berdiri diatas piringan itu. Dia mengangkat kepalanya dan berdoa, "Jesus, I don't have anything to give You today, but just me. I give You me!" (( Yesus, aku tidak punya apa-apa untuk memberikan Anda hari ini, tapi hanya aku. Aku memberi-Mu padaku ))
( Roma 12:1 )

Selasa, 02 Desember 2014

Interaksi bacaan Teologi Komunikasi


Nama             : Yonas Boky
Jurusan          : PAK
Mata Kuliah  : Teologi dan Komunikasi

I N T E R A K S I   B A C A A N
B A B  8 - 9

Bab 8
Eksistensi Komunikasi Allah
            Komunikasi Allah adalah tindakan Allah untuk menjalin tindakan komunikasi dengan manusia. Ada unsur-unsur penting ketika Allah melakukan komunikasi baik dalam perjanjian lama dan perjanjian baru. Dari bab ini kita bisa mengetahui bahwa dalam perjanjian lama Allah berkomunikasi dengan manusia dalam perjanjian lama Allah berbicara menggunakan media yang digunakan oleh Allah. Media itu bisa melalui nabi, raja atau siapa saja yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat manusia. Namun bertolak belakang ketika kita menemukan dalam perjanjian baru, dimana Allah sendiri yang berkomunikasi dengan manusia melalui inkarnasi-Nya dalam Yesus Kristus. Dalam berkomunikasi dengan manusia Allah memiliki visi yang jelas untuk menyatakan diri-Nya, menyatakan visi-Nya atau untuk menyatakan kehendak-Nya untuk menyelamatkan umat manusia.
            Dalam Perjanjian Lama visi Allah adalah menyelamatkan orang Israel dan bukan untuk perseorangan. Sedangkan dalam perjanjian baru visi Allah lebih kepada bagaimana Allah menyelamatkan manusia dari dosa mereka, sehingga Allah berkomunikasi kepada manusia, Ia rela datang kedunia sebagai manusia. Allah berkomunikasi dengan manusia baik Perjanjian Lama maupun perjanjian baru Allah selalu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh manusia. Eksistensi Allah dalam berkomunikasi dengan manusia tidak pernah diputuskannya hingga saat ini, Allah masih terus berkomunikasi dengan manusia lewat firman-Nya dalam alkitab didunia modern ini. Banyak orang mengatakan bahwa Allah juga berkomunikasi dengan manusia melalui objek lain seperti teguran dari orang-orang disekitar kita. Hingga saat ini Allah masih terus berkomunikasi dengan umat manusia.
Bab 9
MODEL KOMUNIKASI
            Ketika kita membaca kitab Pentateuch maka kita menemukan keunikan dimana Allah tidak hanya berkomunikasi dengan manusia tetapi Allah juga berkomunikasi dengan alam. Komunikasi Allah dengan manusia pertama kali terjadi dalam kitab Kejadian 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Komunikasi Allah dengan manusia yang terjadi adalah komunikasi yang dua arah dimana manusia selalu meresponi kehendak Allah. Selain Allah berkomunikasi dengan adam dan hawa, Allah juga berkomunikasi dengan Kain, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, para bidan di mesir, hingga dengan Musa serta Allah juga berkomunikasi dengan diri sendiri. Selain itu Allah juga berkomunikasi dengan para nabi dan para raja atau pemimpin bangsa Israel. Ada berbagai macam model yang digunakan oleh Allah untuk berkomunikasi dengan manusia. Kadang-kadang model yang digunakan sangat sederhana dimana Allah berkata secara langsung untuk memberikan perintah-Nya kepada umat-Nya. Komunikasi Allah dengan manusia dalam perjanjian lama selalu terjadi komunikasi yang utuh dimana ada komunikator, isi pernyataan lalu ada respon yang diberikan.
            Dalam dunia perjanjian baru komunikasi yang dilakukan oleh Allah bersifat pribadi dan unik, serta hanya kepada orang-orang pilihannya. Allah melakukan hubungan kasih dengan manusia yang dinamis, terbuka dan pribadi. Dalam perjanjian baru Allah berkomunikasi dengan manusia terbagi menjadi tiga bagian yang besar, yaitu : Allah berkomunikasi dalam kitab injil, Allah berkomunikasi dalam kitab para rasul dan Allah berkomunikasi dalam kitab surat-surat Paulus. Dalam kitab injil Allah berkomunikasi dengan manusia melalui Yesus kristus, dalam kisah para rasul Allah berkomunikasi dengan perantaraan para rasul sedangkan dalam surat Paulus, Allah berkomunikasi melalui Paulus untuk menyampaikan firman-Nya kepada para jemaat atau perseorangan.

Analisa Sastra

Nama              : Yonas Boky
Jurusan          : PAK
Mata kuliah   : Hermen PL
Analisa Sastra
Kejadian 32:22-32


A.    Membaca beberapa kali teks yang ditafsir
B.     Teksi ini adalah teks yang berdiri sendiri karena hanya menginformasikan tentang Yakub, keluarganya, serta seorang laki-laki yang datang bergulat dengan dia.
C.    Penulisnya adalah Musa :
1.      Musa adalah penulis kelima kitab Taurat atau yang biasa disebut kitab Pentateuch dimana kitab Kejadian adalah salah satu dari kelima kitab tersebut.
2.      Para tokoh perjanjian lama menyatakan bahwa Musa adalah penulis kitab Kejadian (bd. I Raj 2:3; II Raj 14:6; Ezr 6:8; Neh 13:1; Dan 9:11-13, Mal 4:4)
3.      Dalam perjanjian baru kita menemukan Yesus menetapkan bahwa Musa sebagai penulis kitab Kejadian (Taurat) dengan mengatakan yaitu “Musa menetapkan supaya kamu bersunat”(Yoh 7:22 bd Kej 17:10)
4.      Yesus menegaskan bahwa kitab taurat dalam injil Lukas 16:16 mengacu kepada 5 kitab pertama dalam perjanjian lama.
D.    Menentukan struktur teks : Awal (ay 22-23) Tengah (ay 24-30) Akhir (ay 31-32)
E.     Ragam karangan
1.      Sejarah perjuangan dan kemenangan
a)      Terdapat informasi tentang keluarga Yakub (ay 22)
b)      Terdapat informasi Yakub bergulat dengan seorang laki-laki (ay 24-25)
c)      Terdapat informasi Yakub berjuang untuk memperoleh berkat (ay 29)
d)     Terdapat informasi Yakub meraih kemenangan (ay 30)
2.      Autobiografi
ü  Dalam ayat 22-23 terdapat keterangan Yakub bersama kedua istrinya, kedua budaknya perempuan,  kesebelas anaknya dan segala yang dimilikinya menyeberang sungai Yabok
ü  Dalam ayat 24-25, 30 terdapat keterangan Yakub bergukat dengan seorang laki-laki yang sebenarnya adalah Allah
ü  Dalam ayat 26-29 terdapat keterangan Yakub berjuang untuk memperoleh berkat dari orang tersebut
ü  Di ayat 32 terdapat informasi orang Israel tidak memakan lagi daging yang menutupi sendi pangkal paha.
F.     Gaya bahasa : tulisan biasa atau prosa
1)      Menginformasikan tentang sejarah perjuangan Yakub
2)      Memberikan informasi tentang autobiografi singkat tentang Yakub
G.    Menentukan perubahan-perubahan yang terjadi :
1)      Pokok pembicaraan : Yakub dan keluarganya menyeberangi sungai Yabok (ayat 22-23), Yakub bergulat dengan seorang laki-laki (ayat 24-27), nama Yakub diubah menjadi Israel (ayat 28) Yakub memperoleh berkat (ayat 29-30), orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha (ayat 32).
2)      Waktu :
§  Yakub bangun pada waktu malam (ayat 22)
§  Fajar menyingsing (ayat 24, 26)
§  Matahari terbit atau pagi (ayat 31)
3)      Tempat :
§  Tempat penyeberangan sungai Yabok (ayat 22)
§  Yakub menamai tempat itu Pniel (ayat 30-32
4)      Tokoh atau oknum
ü  Yakub (ayat 22-32)
ü  Kedua istrinya (ayat 22)
ü  Kedua budak perempuannya (ayat 22)
ü  Kesebelas anaknya (ayat 22)
ü  Seorang laki-laki (Tuhan) (ayat 24-26, 28-29
ü  Orang Israel (ayat 32)


H.    Menentukan keistimewaan dari teks.
a.       Menyatakan kedaulatan Allah terhadap Yakub di mana Allah memukul sendi pangkal paha Yakub sampai terpelecok (ayat 25) dan memberkati Yakub (ayat 29)
b.      Ketaatan Yakub dalam perjuangannya sehingga ia memperoleh berkat (ayat 29)
I.       Menentukan kata-kata yang ditekan.
ü  ia menyeberangkan mereka (ayat 22)
ü  seorang laki-laki bergulat dengan dia (ayat 24)
ü  ia memukul sendi pangkal paha (ayat 25)
ü   sendi pangkal paha itu terpelecok (ayat 25)
ü  fajar telah menyingsing (ayat 26)
ü  Aku tidak akan membiarkan engkau pergi (ayat 26)
ü  jika engkau tidak memberkati aku." (ayat 26)
ü  engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia (ayat 28)
ü  Yakub menamai tempat itu Pniel (ayat 30)
ü  Aku telah melihat Allah (ayat 30)
ü  berhadapan muka (ayat 30)
ü  tetapi nyawaku tertolong!" (ayat 30)
ü  tampaklah kepadanya matahari terbit (ayat 31)
J.      Menentukan fungsi dan tujuan teks
1.      Fungsi Teks
·         Sebagai informasi bahwa Allah akan selalu menyertai umat-Nya yang mau berserah kepada-Nya
·         Sebagai informasi autobiografi tokoh atau pelaku dalam kitab Kejadian
2.      Tujuan teks
ü  Menjelaskan bahwa penyerahan diri secara total kepada Allah akan membawa kita kepada kemenangan walaupun dalam keadaan terdesak sekalipun.
ü  Menjelaskan kepada kita tidak ada hal yang mustahil yang tidak bisa dilakukan oleh Allah.
ü  Allah akan selalu menyertai kepada setiap orang yang berserah kepada-Nya 

Senin, 01 Desember 2014

Analisa Bentuk


Nama              : Yonas Boky
Jurusan          : PAK
Mata kuliah   : Hermen PL
Analisa Bentuk
Kejadian 32:22-32
          A. Membaca teks beberapa kali
          B. Membagi teks dalam beberapa unit
1.      Ayat 22-23
2.      Ayat 24-30
3.      Ayat 31-32
          C.  Unit yang ditafsir : Ayat 24-30
          D.    Penggolongan unit
ü  Golongan sastra umum adalah prosa karena hanya mengandung kalimat/pemberitaan biasa
ü  Gaya sastra narasi laporan epifani, karena berisi laporan mengenai pengalaman Yakub bersama dengan Allah
           E.     Bagaimana unit disusun
1.      Penyampaian unit
a)      Ditulis dalam bentuk informasi biasa (ay. 24-25, 30)
b)      Penggunaan kutipan langsung yang berisi percakapan antara Yakub dan seorang laki-laki (26-29)
2.      Penyusunan unit
a) Ay 24        : Terdapat informasi Yakub tinggal seorang diri dan seorang laki-                               laki datang bergulat dengan dia.
b)  Ay 25        : Sendi pangkal paha yakub dipukul hingga terpelecok
c)  Ay 26        : Yakub meminta berkat dari orang tersebut
d)  Ay 27-28   : Nama Yakub diubah menjadi Israel
e)  Ay 29        : Yakub diberkati
f) Ay 30 : Yakub baru menyadari ia telah berhadapan muka dengan Allah                                tetapi ia selamat.
             F.  Mengapa unit ditulis
ü  Karena penulis ingin menunjukkan kedaulatan Allah yang berlaku pada diri Yakub.
ü  Karena penulis ingin menginformasikan bahwa peristiwa yang terjadi  adalah peristiwa yang sangat penting dimana Yakub memperoleh berkat dari Allah ketika dia mampu memenangkan hati Allah dalam pergumulannya sehingga Allah mengubah nama Yakub menjadi Israel.
ü  Menunjukkan bahwa Allah akan menyertai kita ketika kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah.
            G.    Menentukan kedudukan teks dalam kehidupan pada saat teks itu ditulis
ü  Sebagai informasi sejarah karena mengajarkan kepada kita semua bahwa Allah akan menguatkan kita disaat kita mau Allah berkarya dalam kehidupan kita ketika mengalami banyak pergumulan.
ü  Sebagai teladan bagi orang percaya bahwa kita harus berjalan bersama-sama dengan Allah.
            H.    Bagaimana teks itu berfungsi dalam kehidupan umat Israel
ü  Mengingatkan orang Israel pertolongan Tuhan terhadap mereka secara khusus yang dialami oleh Yakub nenek moyang mereka.
ü  Mengajarkan kepada mereka bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah yang bisa melakukan apa saja dalam kehidupan mereka.
ü  Mengajarkan kepada mereka untuk terus bergantung kepada Allah.
ü  Mengingatkan kepada mereka salah satu tokoh besar yang dipakai Allah dalam hidupnya ketika hidupnya bergantung kepada Allah.
ü  Mengatakan kepada dunia bahwa hanya ada satu Allah yang sanggup menolong untuk keluar dari tekanan hidup atau pergumulan yang berat sekalipun
I. Kedudukan teks dalam kehidupan saat ini
ü  Sebagai tanda bahwa kita akan selalu menghadapi tantangan dalam hidup ini bahkan maut sekalipun sehingga memampukan kehidupan kita agar lebih kuat.
ü  Sebagai bukti didalam kehidupan ini  bahwa Tuhan sangat diperlukan dan apa yang telah Tuhan janjikan pasti akan ditepati ketika kita tetap setia dengan Tuhan
           J. Bagaimana teks berfungsi saat ini
ü  Menjelaskan bahwa penyerahan diri secara total kepada Allah akan membawa kita kepada kemenangan walaupun dalam keadaan terdesak sekalipun.
ü  Menjelaskan kepada kita tidak ada hal yang mustahil yang tidak bisa dilakukan oleh Allah.
ü  Umat Allah harus yakin dan kuat dalam melewati penderitaan hidup karena Tuhan akan memberi kelegaan.

Rabu, 26 November 2014

Analisa Konteks Kejadian 32:22-28


Nama              : Yonas Boky
Jurusan          : PAK
Mata kuliah   : Hermen PL

A.    Langkah Pertama : Kej 32:7-13
B.     Langkah Kedua : Kej 16:7-11; 25:23,29-34; 28:20-21; 31:11;
C.    Langkah Ketiga : Pasal 33
a.       Dalam pasal 33 terdapat keterangan Yakub bertemu dengan Esau dan dia menjadi ketakutan dan menaruh rasa hormat yang tulus disebabkan Yakub melihat muka Esau serasa ia melihat muka Allah. (33:10)
b.      Dalam pasal 33 terdapat keterangan Yakub memperoleh karunia dari Allah
c.       Dalam Pasal 33 juga menjelaskan bahwa Yakub mendirikan mezbah bagi Allah dan dinamainya Allah Israel adalah Allah
D.    Langkah Keempat : Bagian yang jauh sesudah teks dalam kitab yang sama
a.       Dalam pasal 35 terdapat keterangan Yakub kembali bertemu dengan Allah (bd 32:30), dimana Allah menyatakan kepada Yakub bahwa namanya telah diubah oleh Allah menjadi Israel (bd 32:28). Allah akan memberkati Yakub seperti yang telah dijanjikan kepada nenek moyang. (35:10).
b.      Dalam 35 penulis kitab Kejadian mencatat bahwa Allah menyatakan dirinya kepada Yakub ketika Yakub lari meninggalkan Esau.
E.     Kesimpulan :
1.      Yakub mengalami ketakutan yang luar biasa ketika hendak bertemu dengan Esau
2.      Yakub datang dan berserah diri kepada Allah untuk memohon kasih karunia yang Allah janjikan kepada nenek moyangnya Abraham dan Isak
3.      Ketika kita berjalan bersama-sama dengan Allah maka kita tidak perlu takut walaupun banyak tantangan yang akan kita hadapi tetapi Allah akan membawa kita keluar menjadi pemenang. 

Kamis, 13 November 2014

Ringkasan Buku Komunikasi Dalam Pemberitaan Injil


Yonas Boky
     Komunikasi adalah sebuah frame teori di mana komunikator menyampaikan pesan dengan menggunakan medium atau tidak kepada komunikan dan kemudian komunikan memberikan feedback kepada komunikator. Apa bila “frame komunikasi” diberi muatan apa yang hendak disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, frame komunikasi menjadi hidup dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya, bagi orang Kristen yang hendak memberitakan Injil, isi pesan adalah berita mengenai kelahiran, kehidupan, dan karya Kristus hingga kematian-Nya dikayu salib. Dengan demikian, “frame komunikasi” menjadi komunikasi mengenai pemberitaan Injil. Jadi disebut komunikasi Kristen apabial “frame komunikasi” diisi oleh nilai-nilai Kristen berdasarkan Alkitab. Dalam komunikasi Kristen ada empat tingkatan yaitu : Pertama, tingkat Allah berkomunikasi dengan manusia Kristen, Allah sendiri yang berinisiatif menciptakan manusia, dan berkomunikasi dengan manusia. Kedua, Allah berkomunikasi dengan manusia yang belum keristen. Dalam perjanjian Lama Allah memakai bangsa Israel sebagai sarana memenangkan bangsa-bangsa didunia, dalam perjanjian baru Allah memakai inkarnasi Tuhan Yesus sebagai pintu keselamatan kekal. Ketiga, tingkatan manusia Kristen berkomunikasi dengan sesame Kristen dengan Tujuan, menyadarkan orang Kristen agar menjalankan amanat missioner yang ada dalam dirinya selain itu untuk menghibur, menasehati dan mengajar agar iman sesama Kristen dapat bertumbuh seperti Yesus Kristus. Keempat, tingkatan menusia Kristen berkomunikasi dengan menusia bukan Kristen. Orang Kristen adalah missioner, karena itu bertanggung jawab memberitakan injil kepada manusia yang belum Kristen.
     Komunikator adalah seseorang yang menyampaikan isi pernyataan kepada komuikan, dalam menyampaikan pernyataan tersebut komunikator memiliki sasaran komunikasi.  Menurut Sthepen Covey ia menyatak bahwa karakter yang harus dimiliki seorang komunikator ialah integritas, kerendahan hati, kesetiaan, pembatasan diri, keberanian, keadilan, kesabaran, kerajinan, kesederhanaan, kesopanan, dan berbuat baik. Sedangkan menurut James Engel bahwa karakter seorang komunikator Kristen ialah Obidient (ketaatan) melakukan perintah-perintah Tuhan memberitakan Injil, Credible (dapat dipercaya) , Knowledgeable (berpengetahuan), dan Goal orientated memusat pada suatu target audience. Selain itu untuk menjadi seorang komunikator Kristen harus memiliki relasi dengan Allah dan sesame. Memiliki relasi dengan Allah dapat berupa : Kepastian keselamatan, doa sebagai gaya hidup, pengembangan watak, Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Komunikator juga harus memiliki relasi dengan dirinya karena akan menjadi kesaksian tersendiri bagi orang lain antara lain komitmen melaksanakan panggilan missioner, pemahaman Alkitab secara benar, Alkitab sebagai pedoman hidup, hidup Kudus dan mengelola diri. Sedangkan relasi komunikator dengan sesama yaitu Agape sebagai gaya hidup, dan komunikator belajar memahami konteks. Hambatan-hambatan bagi seorang komunikator ialah komunikator tidak menguasai masalah atau materi yang disampaikan, komunikator tidak supel atau kaku, komunikator belum bertobat (lahir baru), komunikator kurang menguasai Alkitab dan komunikator tidak sungguh-sungguh.  Dalam berkomunikasi ada media yang dapat digunakan seperti : surat, telpon, E-mail, selain itu bentuk saluran yang digunakan ialah media cetak, dan Media visual, media audio.
     Dalam berkomunikasi ada yang namanya Komunikan (audience) dimana komunikan dipaham sebagai seorang yang diajak berkomunikasi oleh komunikator. Komunikan menerima isi pernyataan dari komunikator. Perubahan yang terjadi pada diri komunikan (karena pesan yang disampaikan) menjadi tujuan utama bagi komunikator. Diharapkan seorang komunikator mengenali komunikan, karena keberhasilan dalam komunikasi membutuhkan pemahaman yang tepat terhadap komunikan, menurut A. Bauer fungsi komunikan ialah sebagai pengelolah informasi, sebagai perisai egonya, sebagai penyenang orang lain, sebagai pemecah masalah, sebagai anggota kelompok dan sebagai sebagai suatu system, terjadinya hambatan dari komunikan ialah kurang memperhatiakan, tidak mengerti bahasa yang digunakan, tidak tertarik baik dalam cara berpakaian, penampilan, maupun berbicara, merasa bahwa berita itu tidak menjadi sebuah kebutuhan, dan komunikator sedalam keadaan yang tidak baik. Dalam berkomunikasi juga harus adanya feedback dimana feedback ini merupakan hasil yang dicapai pesan pada sarana-sarana yang dituju.
     Dalam Alkitab tentu banyak kita temukan secara khusus dalam perjanjian lama bagaimana Allah berkomunikasi dengan manusia, komunikasi Allah merupakan tindakan Allah menjalin komunikasi dengan manusia. Dalam konteks ini bahwa komunikasi merupakan inisiatif Allah, jadi Allah yang menemukan manusia, bukan manusia menemukan Allah dapat kita temukan dalam Kej. 1:26-27; 3:8-13;) ini merupan komunikasi non verbal komunikasi yang dimulai dengan “Berfirmanlah Allah” dan model komunikasi yang Allah gunakan ialah Pertama, bahasa non Verbal. Bahasa Verbal merupakan bahasa yang menggunakan kata-kata dan kalimat, baik secara lisan maupun tulisan. Kedua ,bahasa lisan  adalah bahasa yang dinyatakan secara langsung, baik bersifat verbal maupun non verbal. Ada beberapa cara Allah berkomunikasi dalam Perjanjian Lama Allah berkomunikasi dengan Alam dan ciptaan-Nya serta beberapa bapa-bapa leluhur yang kita kenal, sedangkan dalam perjajian baru kita dapat temukan bagaimana Allah berkomunikasi dengan murid-murid dan para-para rasul. Selain itu model komunikasi yang Allah gunakan ialah komunikasi dalam wujud api dan tiang awan, Allah menggunakan sarana api dan  tiang Awan untuk berkomunikasi dengan Musa dan beberapa pemimpin bangsa Israel, sedangkan komunikasi Allah dengan Paulus menggunakan beberapa ciri-ciri dan model yang Allah gunakan ialah :suara dari surge, peranan Roh Kudus, komunikasi melalui pengelihatan, komunikasi melalui peraturan. Dan isi dari komunikasi Allah tersebut ialah, mengenai pertobatan dan panggilan Paulus, penutusan pertama, panggilan kemakedonia, panggilan memberitakan Injil ke Roma, dan panggilan memberitakan Injil kepada kaisar Roma.
     Semua Orang Kristen adalah missioner, Amanat Agung diberikan Tuhan bukan untu sekelompok orang, melainakan untuk semua orang percaya dan ini merupakan misi Allah kepada orang-orang percaya untuk pergi memberitakn Injil (Mat. 28:19-20). Oleh karena itu seorang komunikator Injil harus memiliki hubugan yang baik dengan Tuhan dan juga memiliki hubungan dengan sesamanya. Selain seorang komunikator Kristen dalam berkomunikasi merupakan usaha sadar tujuan dan bersahaja untuk membimbing dan memperlengkapi individu dan kelompok menuju kearah kedewasaan oleh karena itu tugas seorang komunikator Kristen tidaklah mudah karena harus melatih diri cara berfikir, bersikap, Beriman, dan berprilaku seperti Yesus Kristus. Selain itu seorang komunikator harus peduli. Adapun teori yang dapat digunakan dalam mengomunikasikan Injil dengan efektif ialah teori pendekatan dalam teori ini dapat kita bagi dalam beberapa bagian adalah pendekatan Doktrin, pendekatan kebutuhan, pendekatan persahabatan, Teori kontekstualitas komunikasi akan berhasil jika komunikator dan komunikan berada dalam konteks yang menyatu. Teori perubahan Paradigma, selain itu Injil dan pelayanan komunikasi personal komunikasi dari satu individu kepada individu, komunikasi ini terjadi antar dua pribadi bersifat langsung. Dalam keluarga ada komunikasi, bagaimana mengkomunikasikan Injil itu dalam keluarga kita harus mengerti bahwa anak-anak adalah objek komunikasi awal, dimana didalamnya ada saling mengasihi, dan sebagai orangtua harus bisa membangun jembatan dalam keluarga, setelah dalam keluarga mulai keluar kepada sanak saudara, kepada teman dekat, terus ketetangga dan rekan kerja. Gereja adalah sentralisasi dari komunikasi Kristen.
Pendapat saya mengenai buku ini:
     Setelah saya membaca buku komunikasi dalam pemberitaan injil ini, meneurut saya buku ini sangat baik dan masih sangat relevan bila digunakan untuk Zaman sekarang. Karena didalamnya membahas begitu banyak hal mengenai bagaimana kita berkomunikasi dengan baik secara kusus dalam kita mengabarkan injil bagi orang lain, karena salah satu hal yang dapat menarik seseorang untuk mendengarkan injil yang kita sampaikan ialah melalui cara kita berkomunikasi dengan orang tersebut. Selain itu juga yang menjadi keunggulan dari buku ini ialah buku ini juga menjelaskan mengenai apa yang menjadi sentral komunikasi kita dalam memberitakan injil dan siapa yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
     Selain itu juga isi dari buku ini juga membahas mengenai hambatan-hambatan yang terjadi dalam komunikasi sehingga pesan yang ingin disampaikan tidak jelas, dengan informasi ini dapat membantu komunikator secara khusus pribadi saya sendiri dapat mengetahui mengapa komunikasi bisa gagal sehingga itu dapat menjadi suatu acuan untuk bisa memperbaiki lebih baik lagi secara khusus dalam berkomunikasi. Buku ini juga membahas mengenai begitu banyak mengenai komunikasi dalam Alkitab baik itu dalam perjanjian Lama maupu dalam Perjanjian baru dan dapat dikatak bahwa komunikasi itu sangatlah penting karena dapat membantu proses kelangsungan hidup semua manusia yang ada didunia ini.

Jumat, 07 November 2014

Menjadi Diri Yang Dapat Di Percaya

Yeremia 18 : 18-23

               Berbicara tentang pelayanan maka kita akan selalu mengalami masalah dan tekanan dari orang-orang sekitar kita. Hal ini pula yang dialami oleh Nabi Yeremia ketika ia melakukan pelayanannya. Kita selalu berpatokan pada panggilan Tuhan dalam kehidupan kita ketika dalam melakukan pelayanan, kita beranggapan bahwa ketika kita melakukan pelayanan berdasarkan panggilan Tuhan maka pelayanan kita akan dengan mudah dilakukan atau berhasil. Namun ketika kita menghadapi tantangan kita menganggap Tuhan meninggalkan kita dalam pelayanan yang kita lakukan sehingga kita mudah menyerah. Sehingga ketika kita melakukan pelayanan kita sealu menyuarakan sesuatu yang bisa menyenangkan para pendengar kita bukan berpusat pada patokan bagaimana kita bisa menyenangkan Tuhan. Kita terlalu terfokus bagaimana kita mudah diterima oleh manusia dan kita. Doa Nabi Yeremia dalam pasal 18 ini menghasilkan pandangan yang berbeda kepada kita. Yeremia melakukan pelayanannya berdasarkan panggilan Tuhan pada dirinya. namun pelayanan yang dia lakukan atas nama Tuhan justru membuat ia dibenci oleh banyak orang. Tugas yang Tuhan berikan kepada Nabi Yeremia memang tidak akan membuat Yeremia di puji oleh banyak orang tetapi justru ia makin dibenci oleh semua orang. Nabi Yeremia harus berusaha untuk memperingatkan kepada semua orang atas bencana atau musibah yang akan menimpa mereka ketika mereka tidak berbalik kepada Tuhan. Namun orang lebih senang hidup dalam kenyamanan yang sednag mereka rasakan tanpa memikirkan masa depan mereka tanpa memikirkan masa depan yang buruk yang akan menimpa mereka. 
         Dalam menyikapi panggilannya, Yeremia bisa saja tidak mempedulikan panggilannya. dan bisa saja melanjutkan segala kegiatan yang dimilikinya tanpa memikirkan oleh orang lain. Namun Yeremia lebih memilih untuk tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang nabi Allah. Doa yang dipanjatkan oleh Nabi Yeremia dalam kitab Yeremia 18:18-23 menggambarkan bagaimana curahan hati Yeremia tentang balasan yang dia terima ketika ia berfokus pada panggilan Tuhan. Dalam pelayanan kita kedepan kita akan menemukan kenyataan-kenyataan seperti yang dialami oleh Nabi Yeremia, bagaimana ia mengalami tekanan dan penolakan dari para pendengar atau orang yang berada disekitar kita.
               Ketika kita mengalami hal itu, janganlah kita mudah menyerah. marilah kuatkan hati kita dan terus berserah kepada Tuhan. Curahkan segala sesuatau kepada Tuhan dan minta Tuhan terus berkarya dalam kehidupan kita. Seberat apapun tantangan yang akan kita hadapi percaya Tuhan akan terus bersama dengan kita. Dia akan mengizinkan beberapa tantangan untuk menguji kita agar membuat iman kita makin kuat atau makin percaya kepada-Nya. Jadilah orang yang mampu berjuang samapi akhir. Dan Tuhan akan mendapati kita tetap setia dalam melakukan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita. Amin :-)
     

Selasa, 04 November 2014

Kesaksian Jim Caviezel Aktor Pemeran Tuhan Yesus dalam Film “The Passion Of the Christ”.


Jim Caviezel adalah aktor Hollywood yang memerankan Tuhan Yesus dalam Film “The Passion Of the Christ”.
Berikut refleksi atas perannya di film itu.

JIM CAVIEZEL ADALAH SEORANG AKTOR BIASA DENGAN PERAN2 KECIL DALAM FILM2 YANG JUGA TIDAK BESAR. PERAN TERBAIK YANG PERNAH DIMILIKINYA (SEBELUM THE PASSION) ADALAH SEBUAH FILM PERANG YANG BERJUDUL “ THE THIN RED LINE”. ITUPUN HANYA SALAH SATU PERAN DARI BEGITU BANYAK AKTOR BESAR YANG BERPERAN DALAM FILM KOLOSAL ITU.
Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya. Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.
“Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda.
Besok paginya saya mendapat sebuah telepon, “Hallo ini, Mel”. Kata suara dari telpon tersebut. “Mel siapa?”, Tanya saya bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu actor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya.
Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film2 lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu.
Dan Mel kemudian menatap tajam saya, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai actor di Hollywood.
Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain. Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood . Sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.
Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan padanya. “Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?” Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di “Thin Red Line”. Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!
Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya? Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banya referensi mengenai Dia dari sudut pandang berbeda-beda.
Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunanNya melakukan semua ini. Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang dalam hubungan denganNya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya.
Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlit bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya.
Saya kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran munkin menjadi jalan hidup saya. Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar casting.
Dan kini saya telah berada dipuncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan semuanya, dan membawaku sampai disini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendakMu.
Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya.
Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan. Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat mereka meletakkan salib itu dipundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga.
Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis.
Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu. Saya bekata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini. Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya.
Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting penyambukan Yesus. Saya gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm. Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan ditanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan.
Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyakit kedinginan yang biasa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya.
Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan-keadegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga seringkali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa. Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia. Dia bukan sekedar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwaNya.
Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan. Saya ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada dibukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar. Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang (setan tidak senang dengan adanya pembuatan film seperti ini). Dan sayapun tidak sadarkan diri.
Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling saya, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!” (dalam kondisi seperti ini mustahil bagi manusia untuk bisa selamat dari hamtaman petir yang berkekuatan berjuta-juta volt kekuatan listrik, tapi perlindungan Tuhan terjadi disini).
“Apa yang telah terjadi?” Tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ. Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu.
Melihat dan merenungkan semua itu seringkali saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat padaNya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian.
Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada disitu, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diriNya sendiri.
Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan.
Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini.
Saya harap mereka yang menonton The Passion Of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa.
Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup anda. Amin.
“TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA”