Nama : Yonas Boky
Pendahuluan
Surat
II Korintus adalah surat yang ditulis oleh Paulus dengan begitu bersemangat. Ada
satu tema pokok dalam surat ini yaitu: ketergantungan pelayananan Paulus
sebagai seorang Rasul. Surat ini berisi penguatan khususnya bagi para pemberita
injil. Dalam suratnya, Paulus menjelaskan rahasia dari pelayanan yang benar.
Kekuatan Allah akan semakin nyata dalam kelemahan manusia. Dimana ada kemuliaan
dibalik penderitaan.
Penekanan
penting dalam II Korintus2:5-11 yaitu mengampuni kesalahan orang, terutama yang
menyebabkan kesedihan, agar iblis tidak mengambil keuntungan dari hal tersebut
(11).
Struktur
Struktur
dari surat II Korintus 2:5-11 terdiri dari tiga bagian besar yaitu:
1. 2:5-9 : Meminta jemaat untuk mengampuni dan
menghiburkan hati orang yang mengalami kesedihan
2. 2:10 : Mengampuni seperti halnya Paulus
mengampuni, karena hal itu dikehendaki Allah
3. 2:11 : Agar iblis tidak mengambil keuntungan
dari hal-hal tersebut
Bentuk
Bentuk dari surat ini adalah nasihat, paling menonjol pada ayat ke 8,
Paulus menganjurkan jemaat di Korintus untuk mengampuni dan saling mengasihi
(ay. 7), dalam surat ini Paulus juga mengungkapkan isi hatinya (ay. 5) tentang
kesedihan yang disebabkan jemaat, bukan hati Paulus yang disedihkan, melainkan
hati orang yang menyebabkan kesedihan itu sendiri.
Surat ini juga memberi pesan kepada jemaat untuk tidak
membiarkan iblis mengambil atau melihat cela terhadap hal ini (ay. 11). Dengan
mengampuni dan terlebih mengasihi, kita dapat melakukan kehendak Allah (ay.
10), tidak membiarkan iblis mengambil keuntungan (ay. 11). Kesedihan yang kita
sebabkan bagi orang lain, sesungguhnya dapat mengenai diri sendiri, sehingga
dapat menjadi cela bagi si iblis.
Analisa
Ayat 5“Tetapi jika ada orang yang
menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati
kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya- supaya jangan aku melebih-lebihkan-,
hati beberapa orang diantara kamu.”
Paulus dalam ayat ini, ia
menjelaskan bahwa kesedihan yang dialaminya disebabkan oleh seorang jemaat,
dapat menjadi dukacita bagi seluruh jemaat (hati kamu sekalian), artinya
kesedihan yang disebabkan oleh seseorang dapat berdampak buruk bagi banyak
orang.[1]
Paulus telah menaruh belas kasihan terhadap orang ini, jelas sekali karena
Paulus tidak mengatakan siapa orang tersebut melainkan ia berkata “jika ada
orang” dalam hal ini Paulus dapat dilihat telah mengampuni orang tersebut. Jika
kita memperhatikan dalam surat ini maka kita akan mengetahui kemurahan hati
Paulus yang hendak menunjukkan belas kasihan kepada orang yang bersalah.[2]
Ayat 6“bagi orang yang demikian cukuplah
sudah hukuman oleh sebagian besar dari kamu.”
Jemaat Korintus dalam hal menghadapi
“seorang” ini mereka telah menegurnya. Namun bagi Paulus itu sudah cukup,
karena Paulus mengerti dan lebih bersikap lemah lembut terhadap orang itu.
Paulus meminta untuk tidak memberatkan hukuman orang yang bersalah dan jemaat
harus menerima orang tersebut didalam persekutuan dan melupakan setiap
kesalahan yang diperbuatnya.[3]
Ayat 7 “Sehingga kamu sebaliknya harus
mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang
terlampau berat.”
Paulus mengetahui orang yang
bersalah atau penyebab sebuah kesedihan, dan jika orang itu mendapat
penghakiman dari orang-orang disekitarnya, bukan hanya perasaan bersalah yang
akan ia rasakan melainkan rasa sedih yang terlampau berat, disini juga bisa
dilihat Paulus telah mengetahui bahwa orang ini telah mengalami pertobatan
dalam hatinya. Paulus mengetahui bahwa orang yang dihukum akan dengan mudah
mendapat tekanan yang berat dan ia tidak mampu memikul beban itu.[4]
Sebelum Paulus dapat menuntut
hukuman atasnya, akan tetapi Paulus telah mengetahui orang tersebut mengalami pertobatan
sehingga ia menghimbau orang-orang di jemaat Korintus untuk mengampuni terlebih
menghibur orang tersebut.[5]
Dengan sikap Paulus ini, dapat dilihat sifat Allah. Allah menyatakan hukuman
yang berat atas orang-orang yang tidak bertobat, tetapi kemurahan dan
pengasihan-Nya yang sangat besar akan nyata atas orang-orang yang bertobat dan
meninggalkan dosanya.[6] Banyak
hal yang kita lihat ketika orang yang jatuh ke dalam dosa dan Allah
mengampuninya ketika mereka ketika mereka mengaku dan bertobat atas kesalahan
yang sudah mereka perbuat.
Ayat 8 “sebab itu aku menasihatkan kamu,
supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia.”
Ketika
seorang yang melakukan kesalahan ini telah bertobat dan diampuni masih dapat
merasakan kesedihan, sehingga ini dapat berdampak buruk baginya, sehingga
Paulus menekankan kata “sungguh-sungguh” kepada jemaat di Korintus untuk
mengampuni orang yang bersalah, sebagai penghiburan. Dan lewat ini kemuliaan
Allah tetap dinyatakan. Paulus sadar bahwa mengampuni adalah obat terbaik untuk
menyembuhkan luka hati.[7]
Untuk itu Paulus meminta kepada jemaat di Korintus untuk mengampuni orang yang
telah bersalah agar dia bisa dipulihkan.
Ayat 9 “Sebab justru itulah maksudnya aku
menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji untuk kamu, apakah kamu taat
dalam segala sesuatu.”
Paulus berbicara tentang suratnya
yang pertama, yang didalamnya berisi ia meminta untuk menghukum orang yang
berdosa itu (I Korintus5:13). Dalam surat yang pertama ini Paulus bermaksud
untuk menguji jemaat Korintus apakah mereka taat dalam segala perkara atau
tidak, namun mereka ternyata tetap taat dengan perintah Paulus.[8]
Ketaatan jemaat di Korintus membawa sukacita tersendiri bagi Paulus, untuk itu
Paulus meminta agar jemaat di Korintus juga taat atas permintaan Paulus yaitu
mengampuni orang yang telah bersalah terhadap dirinya ini.
Ayat 10 “Sebab barangsiapa yang kamu ampuni
kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni,-seandainya ada
yang harus kuampuni-, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus.”
Ketika
Paulus berkata “aku mengampuninya juga”,
Paulus ingin menyampaikan kepada jemaat bahwa ketika jemaat mengampuni orang
yang bersalah, ia percaya kepada mereka dan ia juga mengampuni orang tersebut.
Dengan meyakinkan, Paulus berkata “hal
itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus.”[9]Denganhal
ini seolah-olah bahwa Allah ada di depan rasul Paulus ketika ia sedang
mengatakan kata-kata tersebut, hal ini bisa kita simpulkan bahwa Tuhan Allah
selalu mengawasi kita atau melihat kita. Disini juga dapat dilihat bahwa
pengampunan yang sesungguhnya berdasarkan pada pengampunan Allah yang telah mengampuni
kita terlebih dahulu. Pengampunan yang diberikan oleh orang-orang Kristen di
Korintus tentu membangkitkan pengharapan akan pengampunan Allah dalam hati
orang berdosa itu. Apalagi kalau orang-orang yang mengampuni adalah orang-orang
kudus.[10]
Ayat 11“Supaya iblis jangan berolah
keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.”
Salah satu cara kerja iblis adalah
menuduh orang-orang percaya telah berdosa sehingga membuat mereka kehilangan
harapan.[11]Selain
itu juga, iblis memperdayakan seseorang yang menyebabkan ia mengalami kesedihan,
iblis juga ingin memberdayakan hal tersebut untuk menghancurkan kesatuan jemaat
Korintus. Iblis dapat mengambil keuntungan dari kesedihan yang terlampau berat
yang dirasakan oleh seorang yang bersalah, dengan kata lain ia menekannya
sehingga ia dapat binasa oleh kesedihannya sendiri. Hal ini yang membuat Paulus
menghimbau para jemaat untuk tidak sekedar mengampuni orang yang bersalah
melainkan juga menghiburnya karena kesedihan yang dialaminya. Karena Paulus
tahu siasat iblis. Paulus tidak menginginkan iblis mendapat cela sedikit pun
untuk memberdayakan jemaat di Korintus, karena itu Paulus memperingati mereka
agar mereka tidak mengalami perpecahan. Sebab salah satu pertahanan kita
terhadap serangan iblis ialah kesadaran upaya musuh yang terus-menerus untuk
beroleh keuntungan atas kita dan membuat menyimpang dari penyerahan kita kepada
Kristus.[12]
Implementasi/implikasi
1. Dalam
kehidupan berjemaat terkadang kita akan diperhadapkan suatu masalah yang akan
menguji iman kita lewat pemimpin mau pun orang-orang yang disekitar kita.
Mengampuni setiap orang yang bersalah harus berdasarkan kasih Allah. Karena
Allah selalu mengampuni setiap kesalahan kita, kita mengampuni bukan karena
kita diperintah atau sedang dalam pengawasan namun melakukannya berlandaskan
kasih Allah
2. Masalah
yang paling sering muncul dalam jemaat adalah perpecahan. Perpecahan ini sering
muncul karena adanya seorang jemaat yang menyebabkan hal ini, namun kita
sebagai umat yang percaya kepada Allah harus tetap mengampuni setiap orang yang
bersalah. Setiap jemaat harus menguatkan setiap jemaat yang lemah agar mereka
tidak terus jatuh kedalam dosa.
3. Iblis
senantiasa mencari cela untuk untuk memperdayakan kita, iblis ingin
memanfaatkan setiap masalah kecil yang memungkinkan untuk menimbulkan masalah
yang lebih besar. Sehingga kita harus waspada agar iblis tidak mengambil
keuntungan dari masalah-masalah dalam jemaat.
4. Setiap
rekan atau anggota jemaat yang mengalami kesedihan terlampau berat, kita
sebagai rekan harus menghiburnya agar jemaat tersebut tidak diperdayakan oleh
iblis sehingga ia akan binasa oleh kesedihannya.
5. Bagi
pemimpin jemaat, kita harus tetap hidup dalam perdamaiandan kesatuan serta
ketaatan.
6. Sebagai
jemaat kita harus tetap taat dalam segala perkara dan melakukan hal itu karena
itulah kehendak Allah bagi kita.
Kerangka Khotbah
Thema: Pengampunan Dan Ketaatan
Dalam Mempertahankan Kesatuan
1. Ketaatan
untuk mentaati firman Tuhan dalam hal mengampuni setiap orang yang bersalah
(ay. 5-9)
2. Pengampunan
yang benar adalah berdasarkan pada kasih Kristus (ay. 10)
3. Menjaga
kesatuan dalam jemaat agar iblis tidak mencari keuntungan (ay. 11)
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab
Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 2009
Brill,J. Wesley.Laskar Yang Dihibur Oleh Tuhan. Bandung:
Kalam Hidup, 1969
Brill, J Wesley. Tafsiran Surat Korintus Kedua.Bandung:
Yayasan Kalam Hidup,2003
Riedel, K. Tafsiran-Tafsiran Alkitab Surat Yang Kedua
Kepada Orang Korintus.Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1953
Pftzner, V.C. UlasanAtas Surat 2 Korintus Kekuatan Dalam
Kelemahan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
Wiersbe,Warren W. Be
Encouraged,Wheaton USA, 1987
[1] J. Wesley Brill,
Laskar yang dihibur oleh Tuhan, Bandung : Kalam Hidup, 1969),
[2] J. Wesley Brill,
Laskar yang dihibur oleh Tuhan, Bandung : Kalam Hidup, 1969),
[3]Ibid,
[4] K. Riedel, Surat
yang kedua kepada orang korintus, bpk Jakarta 1953,
[5] Brill, J Wesley.
Tafsiran Surat Korintus.Bandung:
Kalam Hidup 2003)
[6] J. Wesley Brill, Laskar yang dihibur oleh Tuhan,
Bandung : Kalam Hidup, 1969),
[7] Warren W.
Wiersbe, Be Encouraged,Wheaton
Illinois, USA, 1987)
[8] J. Wesley Brill,
Laskar yang dihibur oleh Tuhan, Bandung : Kalam Hidup, 2003)
[9] Pftzner, V.C. Ulasan Atas Surat 2 Korintus Kekuatan Dalam
Kelemahan. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997)
[10] J. Wesley Brill,
Laskar yang dihibur oleh Tuhan, Bandung : Kalam Hidup, 1969)
[11] Warren W.
Wiersbe, Be Encouraged, (Wheaton USA, 1987)
[12] Alkitab Penuntun
Hidup Berkelimpahan.(Malang : Gandum Mas, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar