Senin, 28 Maret 2016

Eksposisi surat II Korintus 2:5-11


Nama : Yonas Boky
Pendahuluan
Surat II Korintus adalah surat yang ditulis oleh Paulus dengan begitu bersemangat. Ada satu tema pokok dalam surat ini yaitu: ketergantungan pelayananan Paulus sebagai seorang Rasul. Surat ini berisi penguatan khususnya bagi para pemberita injil. Dalam suratnya, Paulus menjelaskan rahasia dari pelayanan yang benar. Kekuatan Allah akan semakin nyata dalam kelemahan manusia. Dimana ada kemuliaan dibalik penderitaan.
Penekanan penting dalam II Korintus2:5-11 yaitu mengampuni kesalahan orang, terutama yang menyebabkan kesedihan, agar iblis tidak mengambil keuntungan dari hal tersebut (11).
Struktur
Struktur dari surat II Korintus 2:5-11 terdiri dari tiga bagian besar yaitu:
1.      2:5-9    : Meminta jemaat untuk mengampuni dan menghiburkan hati orang yang mengalami kesedihan
2.      2:10     : Mengampuni seperti halnya Paulus mengampuni, karena hal itu dikehendaki Allah
3.      2:11     : Agar iblis tidak mengambil keuntungan dari hal-hal tersebut

Bentuk
            Bentuk dari surat ini adalah nasihat, paling menonjol pada ayat ke 8, Paulus menganjurkan jemaat di Korintus untuk mengampuni dan saling mengasihi (ay. 7), dalam surat ini Paulus juga mengungkapkan isi hatinya (ay. 5) tentang kesedihan yang disebabkan jemaat, bukan hati Paulus yang disedihkan, melainkan hati orang yang menyebabkan kesedihan itu sendiri.
            Surat ini juga memberi pesan kepada jemaat untuk tidak membiarkan iblis mengambil atau melihat cela terhadap hal ini (ay. 11). Dengan mengampuni dan terlebih mengasihi, kita dapat melakukan kehendak Allah (ay. 10), tidak membiarkan iblis mengambil keuntungan (ay. 11). Kesedihan yang kita sebabkan bagi orang lain, sesungguhnya dapat mengenai diri sendiri, sehingga dapat menjadi cela bagi si iblis.

Analisa
Ayat 5“Tetapi jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya- supaya jangan aku melebih-lebihkan-, hati beberapa orang diantara kamu.”
            Paulus dalam ayat ini, ia menjelaskan bahwa kesedihan yang dialaminya disebabkan oleh seorang jemaat, dapat menjadi dukacita bagi seluruh jemaat (hati kamu sekalian), artinya kesedihan yang disebabkan oleh seseorang dapat berdampak buruk bagi banyak orang.[1] Paulus telah menaruh belas kasihan terhadap orang ini, jelas sekali karena Paulus tidak mengatakan siapa orang tersebut melainkan ia berkata “jika ada orang” dalam hal ini Paulus dapat dilihat telah mengampuni orang tersebut. Jika kita memperhatikan dalam surat ini maka kita akan mengetahui kemurahan hati Paulus yang hendak menunjukkan belas kasihan kepada orang yang bersalah.[2]
Ayat 6“bagi orang yang demikian cukuplah sudah hukuman oleh sebagian besar dari kamu.”
            Jemaat Korintus dalam hal menghadapi “seorang” ini mereka telah menegurnya. Namun bagi Paulus itu sudah cukup, karena Paulus mengerti dan lebih bersikap lemah lembut terhadap orang itu. Paulus meminta untuk tidak memberatkan hukuman orang yang bersalah dan jemaat harus menerima orang tersebut didalam persekutuan dan melupakan setiap kesalahan yang diperbuatnya.[3]
Ayat 7 “Sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat.”
            Paulus mengetahui orang yang bersalah atau penyebab sebuah kesedihan, dan jika orang itu mendapat penghakiman dari orang-orang disekitarnya, bukan hanya perasaan bersalah yang akan ia rasakan melainkan rasa sedih yang terlampau berat, disini juga bisa dilihat Paulus telah mengetahui bahwa orang ini telah mengalami pertobatan dalam hatinya. Paulus mengetahui bahwa orang yang dihukum akan dengan mudah mendapat tekanan yang berat dan ia tidak mampu memikul beban itu.[4]
            Sebelum Paulus dapat menuntut hukuman atasnya, akan tetapi Paulus telah mengetahui orang tersebut mengalami pertobatan sehingga ia menghimbau orang-orang di jemaat Korintus untuk mengampuni terlebih menghibur orang tersebut.[5] Dengan sikap Paulus ini, dapat dilihat sifat Allah. Allah menyatakan hukuman yang berat atas orang-orang yang tidak bertobat, tetapi kemurahan dan pengasihan-Nya yang sangat besar akan nyata atas orang-orang yang bertobat dan meninggalkan dosanya.[6] Banyak hal yang kita lihat ketika orang yang jatuh ke dalam dosa dan Allah mengampuninya ketika mereka ketika mereka mengaku dan bertobat atas kesalahan yang sudah mereka perbuat.
Ayat 8 “sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia.”
            Ketika seorang yang melakukan kesalahan ini telah bertobat dan diampuni masih dapat merasakan kesedihan, sehingga ini dapat berdampak buruk baginya, sehingga Paulus menekankan kata “sungguh-sungguh” kepada jemaat di Korintus untuk mengampuni orang yang bersalah, sebagai penghiburan. Dan lewat ini kemuliaan Allah tetap dinyatakan. Paulus sadar bahwa mengampuni adalah obat terbaik untuk menyembuhkan luka hati.[7] Untuk itu Paulus meminta kepada jemaat di Korintus untuk mengampuni orang yang telah bersalah agar dia bisa dipulihkan.
Ayat 9 “Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji untuk kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu.”
            Paulus berbicara tentang suratnya yang pertama, yang didalamnya berisi ia meminta untuk menghukum orang yang berdosa itu (I Korintus5:13). Dalam surat yang pertama ini Paulus bermaksud untuk menguji jemaat Korintus apakah mereka taat dalam segala perkara atau tidak, namun mereka ternyata tetap taat dengan perintah Paulus.[8] Ketaatan jemaat di Korintus membawa sukacita tersendiri bagi Paulus, untuk itu Paulus meminta agar jemaat di Korintus juga taat atas permintaan Paulus yaitu mengampuni orang yang telah bersalah terhadap dirinya ini.
Ayat 10 “Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni,-seandainya ada yang harus kuampuni-, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus.”
Ketika Paulus berkata “aku mengampuninya juga”, Paulus ingin menyampaikan kepada jemaat bahwa ketika jemaat mengampuni orang yang bersalah, ia percaya kepada mereka dan ia juga mengampuni orang tersebut. Dengan meyakinkan, Paulus berkata “hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus.”[9]Denganhal ini seolah-olah bahwa Allah ada di depan rasul Paulus ketika ia sedang mengatakan kata-kata tersebut, hal ini bisa kita simpulkan bahwa Tuhan Allah selalu mengawasi kita atau melihat kita. Disini juga dapat dilihat bahwa pengampunan yang sesungguhnya berdasarkan pada pengampunan Allah yang telah mengampuni kita terlebih dahulu. Pengampunan yang diberikan oleh orang-orang Kristen di Korintus tentu membangkitkan pengharapan akan pengampunan Allah dalam hati orang berdosa itu. Apalagi kalau orang-orang yang mengampuni adalah orang-orang kudus.[10]
Ayat 11“Supaya iblis jangan berolah keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.”
            Salah satu cara kerja iblis adalah menuduh orang-orang percaya telah berdosa sehingga membuat mereka kehilangan harapan.[11]Selain itu juga, iblis memperdayakan seseorang yang menyebabkan ia mengalami kesedihan, iblis juga ingin memberdayakan hal tersebut untuk menghancurkan kesatuan jemaat Korintus. Iblis dapat mengambil keuntungan dari kesedihan yang terlampau berat yang dirasakan oleh seorang yang bersalah, dengan kata lain ia menekannya sehingga ia dapat binasa oleh kesedihannya sendiri. Hal ini yang membuat Paulus menghimbau para jemaat untuk tidak sekedar mengampuni orang yang bersalah melainkan juga menghiburnya karena kesedihan yang dialaminya. Karena Paulus tahu siasat iblis. Paulus tidak menginginkan iblis mendapat cela sedikit pun untuk memberdayakan jemaat di Korintus, karena itu Paulus memperingati mereka agar mereka tidak mengalami perpecahan. Sebab salah satu pertahanan kita terhadap serangan iblis ialah kesadaran upaya musuh yang terus-menerus untuk beroleh keuntungan atas kita dan membuat menyimpang dari penyerahan kita kepada Kristus.[12]
Implementasi/implikasi
1.      Dalam kehidupan berjemaat terkadang kita akan diperhadapkan suatu masalah yang akan menguji iman kita lewat pemimpin mau pun orang-orang yang disekitar kita. Mengampuni setiap orang yang bersalah harus berdasarkan kasih Allah. Karena Allah selalu mengampuni setiap kesalahan kita, kita mengampuni bukan karena kita diperintah atau sedang dalam pengawasan namun melakukannya berlandaskan kasih Allah
2.      Masalah yang paling sering muncul dalam jemaat adalah perpecahan. Perpecahan ini sering muncul karena adanya seorang jemaat yang menyebabkan hal ini, namun kita sebagai umat yang percaya kepada Allah harus tetap mengampuni setiap orang yang bersalah. Setiap jemaat harus menguatkan setiap jemaat yang lemah agar mereka tidak terus jatuh kedalam dosa.
3.      Iblis senantiasa mencari cela untuk untuk memperdayakan kita, iblis ingin memanfaatkan setiap masalah kecil yang memungkinkan untuk menimbulkan masalah yang lebih besar. Sehingga kita harus waspada agar iblis tidak mengambil keuntungan dari masalah-masalah dalam jemaat.
4.      Setiap rekan atau anggota jemaat yang mengalami kesedihan terlampau berat, kita sebagai rekan harus menghiburnya agar jemaat tersebut tidak diperdayakan oleh iblis sehingga ia akan binasa oleh kesedihannya.
5.      Bagi pemimpin jemaat, kita harus tetap hidup dalam perdamaiandan kesatuan serta ketaatan.
6.      Sebagai jemaat kita harus tetap taat dalam segala perkara dan melakukan hal itu karena itulah kehendak Allah bagi kita.



Kerangka Khotbah
Thema: Pengampunan Dan Ketaatan Dalam Mempertahankan Kesatuan
1.      Ketaatan untuk mentaati firman Tuhan dalam hal mengampuni setiap orang yang bersalah (ay. 5-9)
2.      Pengampunan yang benar adalah berdasarkan pada kasih Kristus (ay. 10)
3.      Menjaga kesatuan dalam jemaat agar iblis tidak mencari keuntungan (ay. 11)



DAFTAR PUSTAKA
Alkitab
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 2009
Brill,J. Wesley.Laskar Yang Dihibur Oleh Tuhan. Bandung: Kalam Hidup, 1969
Brill, J Wesley. Tafsiran Surat Korintus Kedua.Bandung: Yayasan Kalam Hidup,2003
Riedel, K. Tafsiran-Tafsiran Alkitab Surat Yang Kedua Kepada Orang Korintus.Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1953
Pftzner, V.C. UlasanAtas Surat 2 Korintus Kekuatan Dalam Kelemahan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997
Wiersbe,Warren W. Be Encouraged,Wheaton USA, 1987


[1] J. Wesley Brill, Laskar yang dihibur oleh Tuhan, Bandung : Kalam Hidup, 1969),
[2] J. Wesley Brill, Laskar yang dihibur oleh Tuhan, Bandung : Kalam Hidup, 1969),
[3]Ibid,
[4] K. Riedel, Surat yang kedua kepada orang korintus, bpk Jakarta 1953,
[5] Brill, J Wesley. Tafsiran Surat Korintus.Bandung: Kalam Hidup 2003)
[6] J. Wesley Brill, Laskar yang dihibur oleh Tuhan, Bandung : Kalam Hidup, 1969),
[7] Warren W. Wiersbe, Be Encouraged,Wheaton Illinois, USA, 1987)
[8] J. Wesley Brill, Laskar yang dihibur oleh Tuhan, Bandung : Kalam Hidup, 2003)
[9] Pftzner, V.C. Ulasan Atas Surat 2 Korintus Kekuatan Dalam Kelemahan. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997)
[10] J. Wesley Brill, Laskar yang dihibur oleh Tuhan, Bandung : Kalam Hidup, 1969)
[11] Warren W. Wiersbe, Be Encouraged, (Wheaton USA, 1987)
[12] Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan.(Malang : Gandum Mas, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar